Beranda

Minggu, 05 Desember 2010

YUNI CHAERUNNUFUS -Mencapai Pendidikan yang Optimal dengan Pembelajaran yang Manusiawi


Mencapai Pendidikan yang Optimal dengan
Pembelajaran yang Manusiawi
Oleh: Yuni Chaerunnufus


Judul buku     : Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif
Penulis           : Mel Silbermen
Penerbit         : Pustaka Insan Madani
Cetakan          : 6, Juli 2009                                                 
Tebal              : 292 halaman
ISBN               : 978-979-026-044-3


Seiring dengan  perkembangan llmu pengetahuan dan teknologi, pembaharuan  atau    inovasi-inovasi  baru  muncul  dalam  dunia  pendidikan  sebagai suatu upaya atau langkah yang mengikuti dinamika sosial budaya yang terjadi pada masyarakat  akibat  perkembangan  tersebut.  Inovasi  pendidikan,  kurikulum  dan pembelajaran  lahir  sebagai  suatu  pembaharuan  yang  memperbaiki  atau menyempurnakan dari pada suatu model atau konsep sebelumnya.
Buku Active Learning  101 Strategi Pembelajaran karya Mel  Silberman  menarik,  karena  seiring  perkembangan  dinamika sosial  budaya, dunia  pendidikan  abad  21  kelihatannya  lebih berorientasi  pada  pengembangan  potensi  manusia,  bukan  lagi  memusatkan perpaduan  kemampuan  teknikal mengajar  dalam  melakukan  eksplorasi  dan  ekploitasi siswa.
Doktor Mel Silbermen adalah profesor di bidang kajian psikologi dalam Pendidikan pada Universitas Temple, tempat ia mengambil spesialisasi psikologi instruksional. Reputasi internasionalnya dalam bidang kegiatan belajar aktif sudah banyak tertuang dalam buku-buku pembelajaran, tidak kurang dari sepuluh buku sudah beredar dan dterjemahkan ke dalam beberapa bahasa. Buku-buku yang telah diterbitkan antara lain, The Experience of schooling (Holt, Reihart dan Winston, 1969), The Psichology of Open Teaching and Learning (Little, Brown, 1972), dan Real Learning (Little, Brown, 1976). Dengan latar belakang di bidang psikologi pendidikan dari Universitas Chicago dan buku-buku pembelajaran yang telah dihasilkan oleh Mel Sibermen membuktikan begitu besarnya kepedulian beliau pada dunia pendidikan.
Buku ini menyajikan empat pokok bahasan utama, yaitu  konsep belajar aktif, cara  mengaktifkan  siswa  sejak  dini, bantuan  untuk  memperoleh  pengetahuan, keterampilan  dan  sikap  secara aktif serta kiat belajar  tetap  ingat.    Sesuai  dengan judulnya,  secara  keseluruhan  buku  ini  menyajikan  101  strategi  mengajar,  yang disajikan  dalam  bentuk  petunjuk,  kiat,  cara,  pedoman  maupun  prosedur    belajar yang akan membentuk sikap aktif dari siswa.
Buku  ini  menarik  karena  menyajikan  materi  praktis  untuk membantu  guru  mengembangkan  strategi  pengajaran  yang  lebih  mengarah  pada pengembangan  potensi  manusia.    Melalui  berbagai  strategi  yang  ditawarkan  bisa dioptimalkan berbagai potensi yang dimiliki oleh siswa . Asumsinya  adalah bahwa manusia jika mampu  menggunakan potensi nalarnya dan emosinya secara  optimal akan  mampu  membuat    prestasi  yang  tidak  bisa  diduga  sebelumnya. Dengan metode yang  tepat  seseorang bisa meraih prestasi belajar secara  optimal. Hal ini tentu saja merupakan peluang dan tantangan yang menggembirakan bagi kalangan yang terlibat daiam dunia pendidikan.  Secara sederhana bahasan dalam buku ini meliputi 3 hal, yaitu : apa yang dimaksud dengan  konsep belajar aktif, bagaimana cara mengaktifkan siswa  saat belajar, Komponen  apa  yang  harus  dikondisikan  agar  belajar  menjadi  efektif,  atau  tidak mudah lupa.
Dalam kondisi pendidikan seperti saat ini, khususnya untuk menyikapi kritikan terhadap  kualitas  pendidikan    dan  pembelajaran  maka    munculnya  buku  ini merupakan  suatu  ide,  tawaran  atau  alternatif  pengajaran  yang  memberi penyegaran     bagi guru dan siswa dari kejenuhan metode yang digunakan dalam kesehariannya. Buku  ini  menyajikan  berbagai strategi baru atau strategi lama yang mengalami modifikasi  dengan penyajian yang lebih modern, kreatif dan inovatif.
Sesuai dengan judulnya, dalam buku ini secara berurutan disajikan 101 strategi mengajar atau belajar aktif dengan cara-cara yang mendorong  siswa maupun guru untuk dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar lebih berkualitas dan terfokus karena  disajikan  dalam  sebuah  rancangan  pembelajaran   yang  jelas dan  sasaran yang  lebih  spesifik.  Materi  disajikan  dalam  beberapa  langkah  sistematis,dimulai dengan  memberi gambaran tentang  konsep  belajar  aktif  sejak  dini, pengkondisian terhadap siswa  sehingga  dapat  belajar  aktif sejak  dini, pengkondisian  siswa  untuk mampu secara aktif memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap dan  strategi agar materi belajar dapat dipahami secara konsisten dan tidak mudah lupa. Dengan penyajiannya  tersebut  dapat  dipahami  bahwa  penulis  buku  ini  berusaha menginformasikan  bahwa  pembelajaran    yang  sukses    tidak  dapat    disajikan  seadanya.  
Pembelajaran harus dipahami dengan benar oleh kedua pihak,  disajikan secara konsisten, tidak terlepas-lepas dengan perencanaan yang matang. Sebagai  sebuah  ide,  tawaran  strategi pembelajaran yang  disajikan Silberman merupakan sesuatu yang cukup menarik bagi proses pembelajaran di sekolah-sekolah Indonesia yang cenderung menggunakan cara konvensional. Untuk pelaksanaannya diperlukan  beberapa  syarat  yang  harus  dipersiapkan  dengan  benar  dan konsisten karena walaupun tampak sangat sederhana diperlukan pemahaman yang benar, sistem yang menunjang  juga  fasilitas yang memadai.
Jika dibandingkan dengan buku pembelajaran lainnya seperti buku Cooperative Learning karangan Isjoni terbitan Alfabeta, atau buku-buku lainnya yang sejenis, buku Active Learning karangan Mel Silberman mempunyai beberapa kelebihan antara lain, buku ini mempunyai strategi-strategi pembelajaran yang lebih rinci dan lebih lengkap karena disajikan secara sistematis dari proses mengawali pembelajaran sampai mengakhiri pembelajaran. Buku ini juga mempunyai strategi yang cukup bervariasi.
Akan tetapi, buku yang beredar stelah proses penerjemahan ini mempunyai beberapa kekurangan, antara lain bahasa yang digunakan oleh penerjemah kurang sempurna sehingga pembaca agak kesulitan dalam memahami redaksi kalimatnya. 
Strategi-strategi  yang disajikan Silberman ini pada dasarnya merupakan suatu alat  yang  perlu  dipertimbangkan  oleh  guru  sehingga  sasaran  pendidikan  menjadi lebih  mudah  dicapai.  Walaupun  demikian perlu  dicermati  bahwa  tidak  seluruh  ide yang ditawarkan, terutama oleh para penulis luar negeri diadopsi serta merta karena bagaimanapun yang terbaik adalah strategi yang dikembangkan atas pertimbangan yang  mengacu pada konteks  atau kondisi dimana pembelajaran itu diselenggarakan. Apa  yang  dicontohkan  di  sekolah  luar negeri  belum tentu tepat  untuk  budaya  dan sistem  dalam negeri.
Kesimpulan yang perlu dipahami  dari apa yang disajikan oleh penulis adalah  bahwa  pelaku  utama  suatu  proses  pembelajaran  adalah  siswa  dan  siswa bagaimana  yang  akan  berhasil  adalah  siswa  yang  bisa  belajar  secara  aktif,  yaitu siswa yang mampu terlibat secara penuh dalam kegiatan belajar karena dengan proses pembelajaran aktif dapat mewujudkan pembelajaran yang manusiawi untuk mencapai pendidikan yang optimal.

4 komentar:

Fanny Sopia Rahayu mengatakan...

Resensi yang ditulis oleh Yuni Chaerunnufus pada dasarnya sudah menarik pembaca untuk membaca resensi ini. Sudah ada latar belakang yang cukup jelas di dalam pendahuluan. Pemaparan perihal penulis buku Active Learning pun sudah dijabarkan di dalam tulisan resensi ini, yang tentunya bermanfaat untuk pembaca agar pembaca mengetahui siapa yang menulis buku ini. Dalam sebuah resensi perlunya ada perbandingan dengan buku yang senada atau bertema sama, penulis resensi pun mengaitkannya sehingga menambah referensi pembaca ketika membaca resensi ini.
Namun ada beberapa yang harus diperhatikan dalam menulis sebuah resensi yang akan Anda tulis. Jika terdapat kutipan atau memasukan tulisan yang berasal dari referensi lain, cantumkan dari mana asal sumber kutipan itu,hal ini harus dilakukan agar tulisan Anda memiliki kualitas sebagai produk yang terlahir dari pemikiran Anda. Kutipan yang Anda masukan dalam resensi Anda terdapat di paragraf keempat,lima dan enam.
Deskripsi buku yang Anda tulis pada paragraf keenam merupakan deskripsi yang diutarakan oleh penulis buku Active Learning. Oleh karena itu akan jauh lebih bijaksananya apabila dicantumkan dalam daftar pustaka apabila mencantumkan tulisan yang berasal dari referensi lain.
Agar sebuah tulisan lebih menarik lagi untuk dibaca, perhatikan tehnik penulisan. Penulis kurang memperhatikan diksi, ejaan, dan struktur kalimat dalam penulisan resensi ini.
Selain itu kurang efektif dan efisien dalam penulisan sebuah kalimat, dapat terlihat pada paragraf terakhir dibagian kesimpulan “… pembelajaran adalah siswa dan siswa bagaimana,yang akan berhasil adalah siswa yang bisa belajar secara aktif, yaitu siswa yang mampu terlibat secara penuh dalam proses kegiatan belajar karena dengan proses pembelajaran aktif dapat mewujudkan pembelajaran yang manusiawi … “
Semangat untuk terus berproses kawan..

Sekian Terima kasih..

Rosita Dewi mengatakan...

Buku Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif karya Mel Silbermen yang diterbitkan oleh Pustaka Insan Madani yang di resensi oleh Yuni Chaerunnufus cukup menarik pembaca resensi tersebut untuk membaca buku yang diresensi secara langsung serta sudah memenuhi prinsip-prinsip menulis resensi yang diungkapkan oleh Gorys Keraf akan tetapi dalam identitas buku tidak disertakan harga buku sehingga pembaca resensi tidak mengetahui harga buku tersebut, selain itu penulis tidak mengungkapkan keterkaitan antara judul yang dikemukaan dengan isi resensinya, peresensi hanya mengungkapkan tentang isi buku, kelebihan-kelebihan serta kekurangan buku itu saja serta latar belakang buku tersebut tanpa mengungkapkan saling keterkaitan antara judul yang dibuat dengan isi resensi sehingga membaca tidak mengerti maksud dari judul yang peresensi buat.
bahasa yang dipakai oleh cukup menarik akan tetapi penggunaannya kurang efektif karena peresensi banyak menggunakan kata yang berulang-ulang seperti pada bagian akhir resensi, siswa dan siswa bagaimana yang akan berhasil adalah siswa yang bisa belajar secara aktif.

endah pe mengatakan...

Pada dasarnya isi resensi ini cukup baik. Akan tetapi, ada beberapa hal yang menurut saya kurang baik. Pada paragraf kedua, tiba-tiba penulis “memvonis” bahwa buku tersebut menarik. Padahal pada paragraf pertama peresensi belum mengungkapkan isi buku secara jelas. Seharusnya, pembaca resensi digiring pertama kali pada “apa yang ada di dalam buku itu, apa yang sebenarnya yang ingin disampaikan penulis”. Dalam arti kata lain, seharusnya resensi itu diawali dengan mengungkapkan tema yang ada dalam buku. Baru kemudian diarahkan pada sisi menarik atau tidaknya. Selain itu, alasan kemenarikan pada paragraf tersebut juga kurang relevan karena antarklausanya tidak menunjukkan adanya hubungan kausalitas
Ide-ide yang ingin disampaikan kurang terstruktur dengan baik. Contohnya, beberapa paragraf yang sebenarnya memiliki kesamaan gagasan pokok diulas kembali sehingga terjadi pengulangan pembahasan, misalnya paragraf keempat, kelima, dan ketujuh, yang seharusnya dapat lebih disederhanakan.
Jika ingin membandingkan karya yang diresensikan dengan karya yang lain, ada baiknya mengupas sedikit karya yang lain itu agar pembaca betul-betul diyakinkan bahwa karya yang diresensikan itu sungguh berbeda dari yang lain (ada alasan yang kuat untuk diterima).
Resensi ini akan lebih menarik lagi jika diperkaya dengan sasaran yang lain, misalnya masalah teknik (perwajahan, kesalahan pencetakan, dll). Selain itu, dalam identitas bukunya bisa ditambahkan siapa penerjemahnya.
Dari segi bahasa ada beberapa yang menjadi catatan. Ada ketidakjelasan bagian-bagian perincian yang disebabkan kesalahan penggunaan tanda baca, misalnya …empat pokok bahasan utama, yaitu konsep belajar aktif, cara mengaktifkan siswa sejak dini, bantuan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap secara aktif serta kiat belajar tetap ingat (paragraf keempat) dan …3 hal, yaitu : apa yang dimaksud dengan konsep belajar aktif, bagaimana cara mengaktifkan siswa saat belajar, Komponen apa yang harus dikondisikan agar belajar menjadi efektif, atau tidak mudah lupa (paragraf kelima). Selain itu, terdapat juga kesalahan EYD dan penggunaan kata. Contoh kesalahan EYD, Inovasi pendidikan, kurikulum dan pembelajaran seharusnya terdapat tanda koma sebelum dan. Contoh kesalahan penggunaan kata, kata dari pada (paragraf 1) seharusnya tidak perlu digunakan.
Setelah memberikan pertimbangan, peresensi tidak menyimpulkan secara jelas apakah buku tersebut layak dibaca/diterima ataukah tidak.
Terakhir, judul resensi dengan judul buku yang diresensi kurang relevan. Hal ini disebabkan oleh penggunaan kata manusiawi.
Ini hanya buah pemikiran saya, mohon maaf jika ada yang kurang berkenan. Selamat atas karya Anda ini.

Anonim mengatakan...

Ibid dengan komentar Fanny, dari segi resensi, unsur-unsurnya sudah tertulis dengan jelas, baik dari segi ulasan, kelebihan, dan kekurangan buku tersebut. Namun, seorang peresensi yang baik memang harus memperhatikan penggunaan kalimat yang efektif serta penggunaan EYD yang juga tepat. Masih banyak kekurangan hal seperti itu di dalam resensi ini. Contohnya terdapat di dalam kalimat akhir paragraf pertama, yaitu penggunaan kata "dari pada" akan lebih tepat jika tidak digunakan. kemudian di dalam paragraf keempat kalimat pertama. Tanda koma seharusnya digunakan sebelum kata "dan". Begitu pula dengan paragraf kelima kalimat kelima. Tanda titik dua tidak perlu digunakan setelah kata "yaitu". Hal-hal seperti inilah yang harus dicermati secara teliti oleh seorang pengguna bahasa Indonesia yang baik. Sekian dan terima kasih. (Irfan)