Beranda

Minggu, 05 Desember 2010

YAYAH ATHORIYAH - “Menciptakan Suasana Belajar yang Menyenangkan di dalam Kelas dengan Metode Active Learning”


“Menciptakan Suasana Belajar yang Menyenangkan di dalam Kelas dengan Metode Active Learning”
Oleh: Yayah Athoriyah
 


Judul buku      : ” Active Learning ”, 101 Strategi Pembelajaran Aktif
Penulis            : Mel Silberman
Penerjemah    : Sarjuli
Penerbit           : Insan Madani
Tahun Terbit    :2009
No ISBN          :978-979-026-044-3

Guru yang bersikap sebagai pamong bagi siswanya dalam kegiatan belajar mengajar, merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, diharapkan guru dapat menciptakan suasana belajar mengajar yang menarik bagi siswanya agar mereka dapat menyerap pelajaran dengan mudah dan dapat  memberikan nilai akhir yang memuaskan.
Namun, pada realitas yang ada, saat ini dirasakan masih banyak guru yang belum menunjukan suasana belajar yang menarik dalam kelas. Guru-guru hanya terpaku pada buku pegangan mereka dalam menyampaikan materi, tentu ini membuat siswa merasa bosan dan juga hanya terpaku pada buku pegangan yang mereka punya tanpa referensi lain yang dapat mereka temukan di luar kelas. “... Apa ada pertanyaan?” tanya guru. Kasus seperti itu terlalu sering. Akibatnya adalah keheningan yang terjadi. Beberapa guru mungkin mengira para peserta didik tidak tertarik. Guru yang lain mungkin menyimpulkan bahwa segalanya telah jelas. Sayangnya, yang benar adalah para peserta didik tidak siap mengajukan pertanyaan-pertanyaan. (hlm 143)
Menurut Sudirdja dan Siregar (2004: 6), strategi pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat dipermudah (facilitated) pencapaiannya. Disini, keberadaan strategi menjadi keharusan untuk mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. 
Pemerintah telah berupaya dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia dengan terus mengembangkan kurikulum yang ada. Tetapi jika hanya pemerintah yang berupaya tanpa ada peran guru yang membantu, tentu perubahan kurikulum yang dilakukan tidak akan berhasil. Karena itulah, alangkah lebih baik jika mulai saat ini, guru maupun calon guru harus mempelajari strategi pembelajaran untuk menciptakan suasana belajar yang menarik yang sepenuhnya melibatkan siswa dengan memanfaatkan lingkungan sekitar.
Mel Silberman yang merupakan seorang psikolog yang dikenal secara internasional sebagai pelopor dalam bidang pembelajaran aktif, kecerdasan interpersonal, dan pengembangan tim. Sebagai Profesor Senior dan Pengembangan Organisasi di Temple University, Mel telah memenangkan dua penghargaan dalam bidang pengajaran. Dia telah berpengalaman lebih dari 35 tahun dalam membuat dan mengasah teknik yang membuat orang terinspirasi untuk menjadi orang pintar, belajar lebih cepat dan berkolaborasi secara efektif.
Mel mencurahkan ide-idenya di seluruh buku-bukunya, dan melalui program pelatihan yang aktif dan seminar yang disesuaikan untuk pendidikan, perusahaan, jasa manusia, dan organisasi pemerintah. Pelatihannya mengenai keterampilan, wawasan psikologis, dan kepribadian menarik membuatnya menjadi pembicara populer pada konferensi dari Masyarakat Amerika untuk Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat Internasional. Mel menerima gelar Ph.D. dan merupakan lulusan Universitas Brandeis, dalam Pendidikan Psikologi dari University of Chicago. Dia juga seorang psikolog berlisensi di Negara Bagian New Jersey. Dia menerbitkan berbagai buku yang bertemakan tentang cara menjadi pemimpin. Selain dalam bidang pengajaran, ia juga menerbitkan buku untuk bidang organisasi dan perkantoran. Buku terakhir yang ia produksi yakni Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif merupakan salah satu yang terbaik dari bukunya yang lain seperti People Smart, Active Training Institute, Facilitation and Consultation
Mel Silberman menawarkan strategi pembelajaran aktif yang bermula dari pernyataan Confisius, yakni:
·         Apa yang saya dengar, saya lupa
·         Apa yang saya lihat, saya ingat sedikit
·         Apa yang saya dengar, lihat dan diskusikan, saya mulai mengerti
Buku Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif yang ditulis oleh Mel Silberman dan diterjemahkan oleh Sarjuli dkk terbagi dalam empat bagian yang dipisahkan berdasarkan penggolongan tema strategi pembelajaran dan terdiri dari tiga sub bab yakni konsep belajar aktif, berbagai strategi pembelajaran aktif, dan yang terakhir evaluasi strategi dalam kaitannya dengan materi pembelajaran. Mel Silberman dengan baik membagi berdasarkan jenis strategi agar dapat memudahkan pembaca.
Strategi yang disajikan dalam buku ini seluruhnya mengikutsertakan siswa untuk aktif dengan guru yang berperan sebagai pembimbing dan pemimpin dalam kelas. Hal ini menciptakan suasana belajar yang aktif dan tidak membosankan. Strategi pembelajaran juga dapat diaplikasikan pada berbagai mata pelajaran.
Kotak pesan yang terdapat pada strategi menjelaskan tentang kesimpulan dan inti dari strategi tersebut. Selain itu juga terdapat variasi dengan tujuan membantu guru dalam menerapkan atau menggunakan variasi lain yang dapat digunakan.
Dalam membaca buku ini, pembaca akan menemukan kesulitan dalam memahami maksud dari penulis karena penyuntingan yang kurang tepat dengan pemilihan kata yang terkadang tidak sesuai seperti “Sentimen terakhir” bisa diganti dengan kata “Evaluasi” yang akan lebih memudahkan pembaca dalam memahami maksud penulis.
Terlepas dari kekurangan mengenai kebahasaan dalam buku ini, buku ini sangat menarik bagi dunia pendidikan karena menyajikan berbagai jenis strategi pembelajaran aktif dengan segala variasi dan metode yang dapat dengan mudah dipraktekan oleh para tenag pengajar. Selain itu, pemanfaatan potensi yang dimiliki oleh siswa dapat dimanfaatkan dengan baik. Pada bagian terakhir, buku ini memaparkan sentimen akhir atau evaluasi guna mencapai hasil belajar dengan prestasi yang memuaskan. Hal ini tentu merupakan peluang bagi kalangan yang bergelut dalam dunia pendidikan dan merupakan refernsi yang tepat dan bermanfaat.

2 komentar:

Kinanti Swastika mengatakan...

Secara keseluruhan resensi ini baik dari sisi isi resensi, namun masih terdapat kekurangan dalam keterpaduan dalam dan antar paragraf. Dilihat dari kelengkapan isi resensi, resensi yang ditulis sudah mengemukakan hal-hal yang harus diungkapkan dalam suatu resensi yakni dari latar belakang, macam dan jenis buku, kemudian kelebihan dan kekurangan, serta nilai buku (Gorys Keraf). Namun dalam tulisannya Yayah belum membandingkan buku Active Learning dengan buku lain, disini Yayah hanya mengemukakan buku-buku yang ditulis Mel Silberman tanpa ada perbandingan dengan buku Active Learning.
Dilihat dari sisi keterpaduan penyusunan, resensi Yayah masih terdapat kekurangan. Hal ini dilihat dari urutan gagasan yang ingin diungkapkan, khususnya pada pararaf awal resensi. Pada paragarf pertama Yayah mengungkapkan tentang orientasi guru pamong, kemudian pada paragraf kedua megungkapkan fenomena situasi belajar yang tidak efektif, kemudian paragraf ketiga mengungkapkan pandangan Sudirja dan Siregar tentang strategi pembelajaran, dan pada paragraf keempat Yayah mengungkapkan upaya pemerintah. Kurang tepat penyusunan paraggraf ini, karena seharusnya hal yang diungkapkan terlebih dahulu adalah hal yang paling luas kemudian mengerucut menjadi hal khusus.
Dari sisi kepaduan dalam paragraf, ada hal yang tidak jelas dalam pada paragraf kedua, dimana dalam paragraf kedua , terdapat kalimat “... Apa ada pertanyaan?” tanya guru. Kasus seperti itu terlalu sering........ kalimat ini memutus gagasan kalimat sebelumnya yang mengungkapkan suasana jenuh dalam belajar. Kemudian dalam paragraf kedua Yayah menyebutkan cataan perut yang bertuliskan halaman, disini pembaca akan bingung dengan halaman buku yang dimaskud, memang resensi ini menagucu pada satu buku, namun dalam paragraf kedua masih belum menjabarkan bagaiaman buku Active Learning.
Dari sisi kepaduan antar paragraf, juga terdapat kekurangan. Seharusnya paragraf kedua adalah bagian dari paragraf pertama, karena masih menunjukan fenomena yang terjadi dalam pendidikan, selain itu Yayah menggunakan kata hubung ‘Namun’ yang harusnya tidak digunakan sebagai awal paragraf. Kemudian penggunaan, juga terdapat kata yang kurang tepat dan penulisan yang salah ,seperti kata “praktek” yang seharusnya “praktik”, dan refrnsi yang kurang hurug “e”.

Kinanti Swastika

Unknown mengatakan...

pada bagian pendahuluan Yayah sudah menyampaikan dengan cukup baik. Namun, pada paragraf ketiga paragraf yang disampaikan terputus seperti belum selesai dibahas. Saya setuju dengan pendapat Kinanti mengenai koherensi paragraf karena masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam memaparkan yang akan membuat pembaca bingung dalam memahami maksud penulis.
Hal yang tidak disampaikan oleh Yayah adalah mengenai perbandingan dengan buku lain. padahal hal ini termasuk penting untuk membantu pembeli dalam menilai buku tersebut. Terlepas dari kekurangan Yayah dalam resensi ini, saya menilai kalimat-kalimat pada paragraf sudah cukup baik. saya menyarankan agar Yayah dapat memperbaiki koherensi antar paragrafnya agar gagasan yang disampaikan tidak terputus. mohon maaf apabila ada kata-kata yang tidak berkenan.