Beranda

Minggu, 05 Desember 2010

NURUL ASSOKHAWATI - Metode Pembelajaran Aktif Mendorong Lahirnya Kreativitas


Metode Pembelajaran Aktif Mendorong Lahirnya Kreativitas
Oleh: Nurul Assokhawati
Judul : Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif
Tahun Terbit : Cet 1: 2007, Cet 6: Juli 2009
Kertas & Halaman : 292 + xxviii Halaman, isi kertas HVS
Buku : 15,5 x 23 cm, Soft Cover
Kategori : Pendidikan
ISBN : 978-979-026-044-3

Pendidikan merupakan cermin keberhasilan suatu bangsa, melalui pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Dalam rangka mewujudkan potensi diri harus melewati proses pendidikan yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran segalanya menjadi penting, baik pendidik maupun anak didik harus mampu saling bekerja sama agar terciptanya kondisi pembelajaran yang aktif. Namun, kenyataannya pada perkembangan pendidikan metode belajar-mengajar anak didik yang dilakukan sejak taman kanak-kanak, sekolah dasar, hingga sekolah menengah dinilai hanya menunjukkan gurunya yang aktif, sedangkan anak didik justru tidak aktif. Proses belajar seperti itulah yang dinilai tidak dapat mengembangkan inovasi dan kreativitas sehingga mendorong terciptanya berbagai model pembelajaran aktif, salah satunya buku active learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif karya Melvin L. Silberman.
Mel Silberman yang merupakan seorang psiokolog dalam bukunya  menjabarkan cara atau metode untuk mengembangkan belajar aktif, inovatif dan kreatif. Pemikiran Mel Silberman terhadap pembelajaran aktif berangkat dari pernyataaan Confucius : What I hear, I forget. What I see, I remember. What I do, I understand. Yang artinya: Apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat. Apa yang saya lakukan, saya paham. Tiga pernyataan sederhana ini membicarakan bobot penting pembelajaran aktif. Namun tidak hanya berangkat dari pernyataan Confucius, pernyataan lain yang juga mempengaruhi Mel Silberman dalam pembelajaran aktif yaitu amartya ser dalam bukunya “development as freedom” menyatakan bahwa tolak ukur keberhasilan politik, ekonomi, maupun pendidikan adalah seberapa jauh semua usaha itu bisa memberikan ruang dan fasilitas yang lebih kuat bagi pengembangan kepribadian dan kebebasan masyarakat. Dari kedua pernyataan itu maka terciptalah strategi-strategi penting yang harus dilakukan oleh para pendidik untuk menjadikan siswa aktif dan kondusif ketika belajar, terwujudnya suasana belajar yang dinamis, efektif, evesien serta jauh dari suasana yang menjenuhkan dan membosankan. Dalam pembelajaran aktif juga setidaknya harus dapat melibatkan dan memperhatikan lima faktor utama yaitu: pengolahan kerja otak, gaya belajar, sosial proses belajar, kehawatiran tentang belajar aktif dan perlengkapan belajar aktif (sarana prasarana).
Dalam bukunya Mel Silberman, dia mengemukakan bahwasanya ada 101 cara atau metode dalam mengupayakan pembelajaran atau siswa belajar dengan aktif.  Namun, jika dikelompokan sesuai dengan isi dalam buku ini terbagi menjadi 15 yaitu: Strategi pembentukan tim, Strategi penilaian sederhana, Strategi pelibatan langsung, Kegiatan belajar dalam satu kelas penuh, Mengstimulasi diskusi kelas, Pengajuan pertanyaan, Belajar bersama, Pengajaran sesama siswa, Belajar secara mandiri, Belajar yang efektif, Pengembangan keterampilan, Strategi peninjauan kembali, Penilaian sendiri, Perencanaan masa depan dan Ucapan perpisahan.
Buku 101 Strategi Pembelajaran Aktif juga terdiri dari empat subbab inti dimana keempat bagian tersebut merupakan keseluruhan bagian untuk menciptakan pembelajaran aktif, bagian yang pertama adalah Memperkenalkan Konsep Belajar Aktif. Konsep belajar aktif digunakan meningkatkan visual dan auditori siswa. Pengembangan siswa dilihat dari suasana kelas atau bagaimana mengatur tempat duduk yang kondusif untuk belajar aktif. Dalam hal ini dikembangkan teori-teori bagaimana membangun minat dan memaksimalkan pemahaman dan ingatan. Bagian yang kedua adalah Bagaimana Membuat Peserta Didik Aktif Sejak Dini. Bagian bertujuan untuk agar peserta didik sering bekerja sama, penegasan (saling tahu sikap teman-temannya) dan keterlibatan belajar seketika. Bagian yang ketiga adalah Bagaimana Membuat Peserta Didik Memperoleh Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap secara Aktif. Pada bagian dijelaskan bagaimana membantu peserta didik memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap secara aktif serta bagaimana meningkatkan minat anak untuk belajar. Bagian yang keempat adalah Bagaimana Belajar Agar Tidak Lupa ada 4 kategori membuat kelas menjadi berarti yaitu strategi meninjau, salah satu cara paling meyakinkan untuk menjadikan belajar tepat adalah menyertakan waktu untuk meninjau apa yang telah dipelajari. Penilaian diri berkaitan dengan cara-cara membantu peserta didik  menilai apa yang sekarang mereka ketahui, apa yang dapat mereka lakukan sekarang, dan sikap apa yang seharusnya mereka pegangi. Perencanaan masa depan berkaitan dengan cara membantu peserta didik mempertimbangkan apa yang akan mereka lakukan untuk menggunakan apa yang telah mereka pelajari. Sentiment akhir berkaitan dengan cara membantu peserta didik mengenang pengalamannya dan menemukan strategi yang membantu menutup pelajaran dan memudahkan peserta didik mengatakan goodbye.
Bagi para guru, dosen serta orang-orang yang berkecimpung didunia pendidikan, buku Active Learning terobosan baru untuk mengembangkan pendidikan melalui metode-metode pembelajaran aktif. Buku Active Learning memudahkan guru untuk menciptakan kondisi belajar yang aktif, inovatif dan kreatif sehingga dapat meningkatkan daya nalar dan kreativitas anak didik. Namun, tiada gading yang tak retak, tidak adanya ilustrasi, bahasanya sulit di mengerti dan sering ditemukannya penjelasan yang sama merupakan kekurangan yang dimiliki buku  ini.
Buku Active Learning ini berisi strategi-strategi pembelajaran aktif yang akan memudahkan pendidik untuk menciptakan pembelajaran aktif, kreatif dan inovatif sehingga menciptakan proses belajar yang menyenangkan. Dalam buku ini sangat detail dipaparkan mengenai langkah-langkah upaya untuk menciptakan suasana yang benar-benar tercipta belajar aktif, mulai dari tata letak menyusun kelas, cara agar mendapatkan partisipasi dari siswa, cara agar mendapatkan mitra belajar, cara bagaimana agar dapat mengetahui harapan siswa, cara mengefektifkan siswa, strategi membuat kelompok, cara menyeleksi ketua, mempasilitasi ketika diskusi, seni peran, penghematan waktu penanganan jika keadaan sulit diatur atau terjadi suasana yang gaduh.

Sumber Referensi:
·         Buku 101 Strategi Pembelajaran Aktif karangan Mel Silberman
·         http://www.gramedia.com
 

6 komentar:

Fika Rivani mengatakan...

Nurul memulai resensinya dengan memaparkan identitas. Ada identitas buku yang terlewatkan, yaitu informasi harga buku dan nama penerjemah. Selanjutnya, penulisan latar belakang penulisan buku pada paragraf satu dan dua terdapat argumen yang tidak disertai bukti. Argumen tersebut tertera dalam pargraf pertama pada kalimat keempat, yaitu: “… hanya menunjukkan gurunya yang aktif, sedangkan anak didik justru tidak aktif.”

Pada paragraf selanjutnya, peresensi memperkenalkan penulis buku pada pembaca, yakni Melvin L. Silberman sebagai seorang psikolog. Namun, dari keterangan tersebut, dapat menimbulkan pertanyaan-pertanyaan bagi pembaca mengenai siapa Melvin Silberman sebenarnya. Ditambah lagi sebagai buku terjemahan, peresensi seharusnya menuliskan siapa dan mengapa penerjemah menyadur buku Active Learning tersebut, tetapi hal itu tidak dilakukan oleh peresensi.

Berdasarkan buku Komposisi karya Prof. Dr. Gorys Keraf, salah satu syarat penulisan resensi yang baik adalah adanya ringkasan atau ikhtisar buku. Dalam resesnsi ini pembaca dapat dengan mudah mengetahui isi buku dari paragraf ketiga dan empat. Terkait dengan penulisan ikhtisar pada bab empat, terdapat beberapa kalimat yang tidak koheren. Hal ini membuat pembaca kesulitan menemukan inti paragraf.

Selain paparan mengenai latar belakang, penulis, dan sasaran pembaca, kekurangan-kekurangan buku juga turut dipaparkan, yakni dalam paragraf kelima. Menurut peresensi, kekurangan buku terletak pada bahasa, ilustrasi dan penjelasan buku. Namun, dalam resensi ini, penulis resensi tidak mencantumkan dimana letak kekurangan-kekurangan tersebut. Untuk memperkuat argumen, seharusnya peresensi memberikan contoh atau kutipan langsung dari buku. Kemudian pada paragraf terakhir, peresensi mengungkapkan kelebihan-kelebihan buku. Hal ini turut menambah pengetahuan pembaca mengenai isi buku. Pembaca juga menjadi lebih yakin untuk membeli buku tersebut.

Selanjutnya, apabila resensi tersebut dipandang dari sudut pandang tata bahasa atau penulisannya, peresensi terlihat kurang memperhatikan ejaan bahasa baku. Kesalahan terjadi pada penggunaan huruf kapital, penulisan judul buku, penulisan paragraf, penulisan kata asing, kata depan, dan penulisan kata bilangan. Misal dalam penulisan judul buku, berdasarkan pedoman Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), penulisan judul buku dalam paragraf seharusnya ditulis dengan huruf miring, yaitu: Active Learning; 101 Strategi Pembelajaran.

Kesalahan juga terlihat dalam penulisan paragraf. Berdasarkan kaidah penulisan bahasa Indonesia yang benar, apabila antar paragraf diberi spasi, maka kalimat pertama pada paragraf seharusnya tidak diberi spasi. Kesalahan lain terdapat pada penulisan kata depan dan penulisan kata bilangan. Misal kata “didunia”, yaitu pada paragraf lima kalimat pertama, kata depan di dan kata benda dunia tidak diberi spasi. Penulisan kata bilangan juga terlihat kurang tepat. Misalnya pada kalimat kedua paragraf tiga. “… isi dalam buku ini terbagi mnjadi 15 yaitu….” Penulisan kata bilangan yang benar adalah apabila lambing bilangan dapat bisa dinyatakan dengan satu atau dua bua buah kata, maka ditulis dengan huruf (Abdul Chaer, 2006: 50). Selain itu terdapat kesalahan dalam penulisan kata asing, yaitu kata “goodbye” pada paragraf empat.

Secara keseluruhan, resensi buku Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif ini sudah cukup baik. Namun, sayangnya dalam penulisan resensi, penulis resensi tidak mencantumkan bukti atau kutipan-kutipan yang berkaitan dengan keunggulan atau kekurangan buku. Dalam resensi ini, penulis resensi juga tidak membandingkan buku dengan karya-karya lain, baik yang ditulis pengarang buku sendiri maupun karya orang lain. Selain itu, dalam penulisan masih terdapat beberapa kesalahan pada ejaan baku dan tata bahasa.

Anonim mengatakan...

Ada beberapa catatan untuk rensesni ini:
1) walaupun pemilihan judul memiliki aspek kebaruan (2009), pemilihan judul yang yang sudah beberapa kali diterbitkan (Cet 1: 2007, Cet 6: Juli 2009) merupakan aspek yang agak mengganggu tujuan meresesni buku. sebaiknya cari buku yang diterbitkan beberapa kali, tapi cari buku yang ada revisinya (ed. revisi), agar ada hal baru dari buku tersebut yang dikupas sebagai alat pembuktian penilaian penulis terhadap buku tersebut.
2) lihat komnetar buat ayu untuk butir 2)
3) penulis tampak kurang hati-hati dalam mengembangkan paragraf; dalam paragraf-paragraf tersebut telah terjadi penumpukan beberapa gagasan yang sebetulnya dapat dipecah-pecah menjadi parargraf-paragraf yang mengandung unsur kepaduan, kesatuan, dan kelengkapan.

Anonim mengatakan...

Ralat komentar di atas

Ada beberapa catatan untuk rensesni ini:
1) walaupun pemilihan judul memiliki aspek kebaruan (2009), pemilihan judul yang yang sudah beberapa kali diterbitkan (Cet 1: 2007, Cet 6: Juli 2009) merupakan aspek yang agak mengganggu tujuan meresesni buku. jika ingin merensensi buku yang sudah dicetak beberapa kali, sebaiknya cari buku yang ada revisinya (ed. revisi), agar ada hal baru dari buku tersebut yang dikupas sebagai alat pembuktian penilaian penulis terhadap buku tersebut.
2) lihat komnetar buat ayu untuk butir 2)
3) penulis tampak kurang hati-hati dalam mengembangkan paragraf; dalam paragraf-paragraf tersebut telah terjadi penumpukan beberapa gagasan yang sebetulnya dapat dipecah-pecah menjadi parargraf-paragraf yang mengandung unsur kepaduan, kesatuan, dan kelengkapan.

Anonim mengatakan...

saya percaya kalau kamu sering senyum pasti kamu akan terlihat lebih cantik :)

Nurul Assokhawati mengatakan...

Terima kasih kepada bahiyyatul dan anonim yang telah mengomentari resensi saya. hal ini akan menjadi kritikan yang membangun, agar saya bisa menulis dengan lebih baik lagi. semua hal yang yang di jabarkan pada komentar di atas akan saya jadikan masukan yang bermanfaat.

terima kasih :)

Nurul Assokhawati mengatakan...

saya sangat mengharapkan komentar mengenai tulisan saya, bukan sesuatu hal yang diluar konteks tersebut.

terima kasih atas segala masukan yang diberikan..alangkah indahnya bila sesuatu dapat dilihat dari sudut pandang yang berbeda karena bisa penambah pengetahuan dan pengalaman :)