Beranda

Minggu, 29 Mei 2011

SHAYENDA HIELZA- "Mengatasi Pembelajaran yang Membosankan dengan Menggunakan Metode yang Menarik"

"Mengatasi Pembelajaran yang Membosankan dengan Menggunakan Metode yang Menarik"

Oleh : Shayenda Hielza

Judul                        : Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif
Penerbit                  : Pustaka Insan Madani
Penulis                    : Melvin L. Silberman
Tahun Terbit           : Cet 1: 2007, Cet 6: Juli 2009
Kertas & Halaman : 292 + xxviii Halaman, isi kertas HVS
Buku                        : 15,5 x 23 cm, Soft Cover
Kategori                  : Pendidikan
ISBN                        : 978-979-026-044-3

Berbicara mengenai pendidikan di negeri ini memang tidak akan pernah ada habisnya. Di dalam uu No.20/2003 tentang sistem pendidikan Nasional, tercantum pengertian pendidikan: pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sudahkan pendidikan kita sesuai dengan isi uu tersebut? jawabannya tentulah belum. Sistem pendidikan yang ada dalam dunia sekolah kita saat ini memiliki banyak kelemahan, sejauh ini siswa belajar secara pasif mendengarkan ceramah yang disampaikan oleh guru, sering pula diikuti dengan keharusan menghafal atau mengerjakan soal latihan tertentu demi untuk menguasai materi pelajaran atau bahkan agar menjadi ranking, juara kelas, memperoleh NEM tinggi atau IP baik. 
Dalam konsep belajar aktif sudah dikembangkan oleh Confusius, 2400 tahun yang silam dengan mengemukakan teori sebagai berikut :  What I hear, I forget. What I see, I remember. What I do, I understand. Yang artinya: Apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat. Apa yang saya lakukan, saya paham. Dari teori ini selanjutnya Mel Silberman dalam bukunya  ” Active Learning ”, 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Dalam buku ini tidak hanya tiga hal yang harus dilakukan dalam belajar tetapi juga membutuhkan adanya sesuatu yang ditanyakan, lalu didiskusikan kemudian belajar untuk mengajarkannya. Hal ini dimaksudkan agar murid dapat mengembangkan semua kemampuan yang dimilikinya, agar para murid dapat mencapai hasil belajar yang baik dan tidak bosan dalam belajar. Dalam penelitian membuktikan tentang perhatian anak didik yang berkurang setelah berlalunya waktu. Misalnya pada penelitian Pollio (1984) yang menunjukkan bahwa siswa pada saat berada dalam ruang kelas hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara itu penelitian McKeachie (1986) menyebutkan bahwa pada sepuluh menit pertama perhatian siswa mencapai 70%, dan setelah itu berkurang menjadi 20% pada waktu 20 menit terakhir.
Dengan pernyataan Confucius tersebut di atas Mel Silberman (1996) memodifikasi dan memperluas menjadi paham belajar aktif menjadi, sebagai berikut: Apa yang saya dengar saya lupa (What I hear, I forget ); Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit (What I hear and see, I remember a little ); Apa yang saya dengar, lihat, dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa teman, saya mulai paham (What I hear, see, and ask question about or discuss with someone else, I begin to understand ). Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan (What I hear, see, discuss, and do, I acquire knowledge and skill ); Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya menguasainya (What I teach to another, I master ) dalam buku Active Learning.
Di dalam buku Amartya Sen seorang ekonom filsuf pemenang hadiah Nobel, yang berjudul Development as Freedom (2000), menjelaskan tentang membedakan nilai penting pilihan dari dalam dan dirinya sendiri, dari peran fungsional yang dimainkan oleh pilihan dalam kehidupan. Awalnya dari pernyataan Confucius lalu pada buku Amartya Sen, hal inilah yang menjadikan Mel Silberman mengembangkan pemikirannya,  sehingga mampu “melahirkan” buku 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Mel Silberman terinspirasi dari kedua pernyataan tersebut, lalu merumuskan strategi-strategi penting yang harus dilakukan oleh para pendidik guna menciptakan belajar aktif, dan suasana kelas yang positif agar mampu mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.
Pada saat menuliskan buku ini Mel Silberman mengembangkannya bukan tanpa suatu alasan yang jelas. Proses lahirnya dari buku ini karena fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan di Amerika, murid sering diajak untuk memulai proses pembelajaran yang pada saat itu kondisi mental mereka belum siap untuk menerima materi pelajaran yang diberikan oleh pengajar. Maka dari itu dalam hasil pembelajaran yang terjadi adalah ketidakmaksimalan dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Mel Silberman pun saat ini dikenal sebagai psikolog internasional yang fokus utamanya adalah bidang pendidikan dan bukunya yang berjudul 101 Strategi Membuat Pelatihan Aktif bahkan terpilih menjadi salah satu buku pelatihan dan pengenbangan terbaik versi Training Magazine. Dari hal ini bisa dibuktikan bahwa Mel Silberman memiliki apresiasi yang tinggi khususnya dalam menulis hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran karena mempunyai latar belakang pendidikan dan karya-karya yang telah dihasilkannya,
Buku ini baik sekali untuk para calon guru, guru, maupun murid. Dalam buku Mel Silberman yang berjudul 101 Strategi Pembelajaran Aktif ini banyak sekali metode-metode yang dapat menjadi acuan untuk pembelajaran yang aktif di dalam maupun di luar kelas. Dalam buku ini sudah terpapar dengan jelas, dalam setiap sub bab diberikan penjelasan satu persatu dari isi subbab tersebut. Semua yang ada dari subbab satu sampai empat diperjelas dengan rinci, mulai dari metode sampai tata cara pembelajarannya dijelaskan sejelas mungkin dengan baik.  Buku ini sangat menolong sekali untuk keluar dari cara pengajaran yang membuat murid bosan dan jenuh serta meninggalkan cara pengajaran yang hanya memberikan ceramah pada murid sehingga murid tidak dapat mengembangkan kreatifitasnya. Dalam buku ini pembaca dapat mengetahui lebih banyak tentang strategi pembelajaran yang efektif dan tidak membosankan, ini merupaka salah satu cara agar sistem pembelajaran di kelas lebih efektif dan tidak membosankan. 

Sumber Referensi:
·        Buku 101 Strategi Pembelajaran Aktif karangan Mel Silberman

SHEILA NOVELIA - "Kiat Sukses Pembelajaran dalam Satu Buku"

"Kiat Sukses Pembelajaran dalam Satu Buku"
Oleh: Sheila Novelia

Judul              : Active Learning (101 Strategis to teach Any Subject)
Penulis          : Melvin L. Silberman
Cetakan         : Ke 6, Juli 2009
Penerbit         : Pustaka Insani Madani
Tebal              : 292 halaman, 15,5 x 23 cm
ISBN               : 978-979-026-044-3


Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar. Pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan individual anak dan didasarkan pada keinginan guru, akan sulit untuk dapat mengantarkan anak didik ke arah pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti inilah yang pada umumnya terjadi pada pembelajaran konvensional. Konsekuensi dari pendekatan pembelajaran seperti ini adalah terjadinya kesenjangan yang nyata antara anak yang cerdas dan anak yang kurang cerdas dalam pencapaian tujuan pembelajaran Hal ini membuktikan terjadinya kegagalan dalam proses pembelajaran di sekolah. Menyadari kenyataan seperti ini para ahli berupaya untuk mencari dan merumuskan strategi yang dapat merangkul semua perbedaan yang dimiliki oleh anak didik. Strategi pembelajaran yang ditawarkan adalah strategi belajar aktif (active learning strategy) seperti yang terdapat dalam buku Active Learning ini.
Buku 101 strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu buku pendidikan yang diterjemahkan dari Active Learning: 101 Strategies to Teach Any Subject karya Melvin L.Silberman. Buku ini menandai babak baru kebangkitan pendidikan yang manusiawi dengan konsep belajar yang menyenangkan untuk hasil yang optimal dalam pembelajaran. Dalam buku ini, belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran, merangsang diskusi dan debat, mempraktikan keterampilan, mendorong adanya pertanyaan-pertanyaan serta membuat peserta didik dapat saling mengajar satu sama lain.
Bagian awal buku karya Melvin L.Silberman keadaan dunia pendidikan kita yang mengalami krisis yang cukup serius diantaranya karena lemahnya tenaga ahli seperti guru. Dalam berbagai forum seminar, muncul kritik : konsep pendidikan telah terduksi menjadi pengajaran, pengajaran menyempit menjadi kegiatan di dalam kelas. Pengajaran dan pendidikan merupakan dua hal yang berbeda. Pengajaran menitikberatkan pada aspek kognitif dan kemampuan teknis semata, hal ini justru melahirkan manusia bermental tukang. Sehingga dengan diterjkemahkannya buku ini diharapkan bisa menjadi solusi agar pembelajaran di kelas menjadi menyenangkan dan tujuan pendidikan pun tercapai.
Bab pertama dalam Active Learning  memperkenalkan konsep dari belajar aktif itu sendiri, cara kerja otak yang efektif, gaya belajar, variasi metode pengajaran yang interaktif serta tujuan yang harus dicapai dalam pengajaran aktif.  Bab-bab selanjutnya menjelaskan bagaimana membuat peserta didik aktif sejak dini, bagaimana membuat peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara aktif serta bagaimana membuat peserta didik tidak mudah lupa. Buku ini menyajikan metode dan strategi dengan keunggulannya masing-masing disertai pembahasan para ahli seperti terdapat dalam salah satu babnya ; Metode Belajar Kolaboratif : Abraham Maslow mengajarkan untuk memiliki rasa dalam satu kelompok lalu Jerome Bruner mengajarkan untuk merespon dari apa yang telah diperoleh dibutuhkan keterlibatan bersama-sama (reciprocity). Menurut John Holt (1967), belajar semakin baik jika siswa diminta untuk melakukan hal-hal berikut:
  1.  Mengungkapkan informasi dengan bahasa mereka sendiri
  2. Memberikan contoh-contoh
  3. Mengenalnya dalam berbagai samaran dan kondisi
  4. Melihat hubungan antara satu fakta atau gagasan dengan yang lain
  5. Menggunakannya dengan berbagai cara
  6. Mengungkapkan lawan atau kebalikannya
Bagian akhir buku ini membahas falsafah metode meninjau kembali (review) apa yang dipelajari, menilai bagaimana sesuatu telah berubah dan mempertimbangkan langkah-langkah selanjutnya yang harus diambil sehingga kegiatan belajar tetap bertahan.
Ini benar-benar bacaan yang bermanfaat dan bernutrisi bagi siapapun yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Selain menambah wawasan dengan berbagai pengetahuan akan strategi pembelajaran aktif, buku ini dilengkapi dengan pendapat para ahli seperti yang telah saya kutip pada paragraf sebelumnya.. Kesan pertama setelah membaca buku ini mungkin rumit serta kesulitan untuk menyerap isi di dalamnya terlebih lagi strategi dan metode-metode pembelajaran yang ditawarkan sangatlah banyak, sehingga dalam membacanya harus disertai niat yang sungguh-sungguh dan ketekunan untuk mendapatkan ilmu. Buku ini juga cocok bagi para pengajar seperti dosen yang sudah senior, agar konsep mengajarnya bisa lebih baik.

Sumber Referensi       :
Buku 101 Strategi Pembelajaran Aktif karya Melvin M.Silberman
smkn2tanjungpinang.blogspot.com

SITI NURJANAH - "Strategi Jitu Active Learning"

"Strategi Jitu Active Learning"
Oleh : Siti Nurjanah

Judul              : Active Learning (101 Strategis to teach Any Subject)
Penulis          : Melvin L. Silberman
Cetakan         : Ke 6, Juli 2009
Penerbit         : Pustaka Insani Madani
Tebal              : 292 halaman, 15,5 x 23
ISBN               : 978-979-026-044-3
Seiring dengan masuknya era globalisasi, dunia pendidikan pun mengalami banyak perubahan.  Dalam pandangan masyarakat,  guru memegang peranan penting dalam banyak hal dan menentukan keberhasilan peserta didik. Bahkan sering dikatakan, keberhasilan atau kegagalan peserta didik sangat ditentukan oleh peranan guru dalam proses belajar mengajar. Dalam euforia globalisasi ini, tidak salah jika kita masih mendewa-dewakan guru dalam segala hal yang menyangkut pendidikan. Seakan-akan segala problem maupun tantangan yang dihadapi peserta didik dapat mudah diselesaikan oleh guru. Hal tersebut menuntut guru agar lebih terampil dalam mengajar dan menggunakan metode belajar yang tidak monoton dan membosankan.
Tidak mengherankan, dalam beberapa tahun terakhir ini di Indonesia telah hadir berbagai falsafah dan metodologi pembelajaran yang dipandang mutakhir. Beberapa di antaranya yaitu pembelajaran konstruktivis, pembelajaran kooperatif, pembelajaran terpadu, pembelajaran aktif, pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning, CTL), pembelajaran berbasis projek (project based learning), pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), pembelajaran interaksi dinamis, dan pembelajaran kuantum (quantum learning). Inilah yang mendasari Melvin L.Silberman mencetuskan berbagai strategi dalam bukunya Active Learning 101 Strategies to Teach Any Subject. Melvin L. Silberman adalah satu dari sekian banyak penulis yang banyak memberikan sumbangsih ide mengenai strategi belajar. 
Hal utama yang hendak dikemukakan dalam buku ini adalah berbagai pemaparan mengenai strategi belajar aktif dan menyenangkan. Berangkat dari teori Confucius, Mel Siberman mengembangkan teorinya bahwa dalam pembelajaran tidak hanya melalui apa yang didengar, apa yang dilihat, dan apa yang dilakukan tetapi juga membutuhkan adanya sesuatu yang ditanyakan, lalu didiskusikan kemudian belajar untuk mengajarkannya. Buku ini terdiri dari empat bagian. Bagian pertama mencakup perkenalan konsep belajar aktif yang terdiri dari macam-macam model belajar, dimensi sosial belajar, kepedulian terhadap belajar aktif serta inti dan kerangka belajar aktif.
Bagian kedua buku ini memaparkan berbagai macam strategi yang dapat digunakan guru agar peserta didik aktif sejak dini, diantaranya strategi membangun tim, strategi penilaian secara tepat dan strategi melibatkan peserta didik. Bagian ketiga membantu peserta didik  memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap secara aktif. Bagian ini memaparkan berbagai macam metode yang membuat siswa aktif belajar. Bagian terakhir yaitu mereview atau meninjau ulang apa yang telah dipelajari. Berbagai macam strategi meninjau ulang dipaparkan pada bagian ini, serta teknik dan metodenya yang kebanyakan menggunakan kartu turut pula dipaparkan. Tujuannya agar peserta tidak lupa apa yang telah dipelajari serta terus mengingat pelajaran sebelumnya.
Berangkat dari teori Confusius bahwa dalam pembelajaran tidak hanya melalui apa yang didengar, apa yang dilihat, dan apa yang dilakukan tetapi juga membutuhkan adanya sesuatu yang ditanyakan, lalu didiskusikan kemudian belajar untuk mengajarkannya. Selain itu buku ini juga menjabarkan secara detail apa itu metode belajar active learning, memaparkan secara jelas berbagai macam metode Active Learning, hingga strategi meninjau ulang apa yang telah dipelajari. Buku ini merupakan buku terjemahan sehingga bahasa yang dipakai agak kurang berterima serta kurang dimengerti. Banyaknya pemakaian istilah dan bahasa yang baku membuat buku ini terkesan kaku.
Active learning memberikan info secara lengkap, bahwa strategi yang berserakan di dunia ini, tak terhitung jumlahnya, maka jika seorang guru miskin akan variasi dalam pembelajaran, bisa di cap ketinggalan jaman dan tentunya tidak disukai oleh peserta didik. Model dan strategi pembelajaran juga dipersiapkan dalam buku ini untuk calon pendidik maupun yang sudah menjadi pendidik.

ULFAH MUTIA RANI - "Inovasi Pembelajaran yang Menyenangkan"

"Inovasi Pembelajaran yang Menyenangkan"
Oleh:  Ulfah Mutia Rani


Judul              : Active Learning (101 Strategis to teach Any Subject)
Penulis          : Melvin L. Silberman
Cetakan         : Ke 6, Juli 2009
Penerbit         : Pustaka Insani Madani
Tebal              : 292 halaman, 15,5 x 23
ISBN               : 978-979-026-044-3


Berkembangnya potensi peserta didik melalui situasi belajar yang aktif dan menyenangkan memberikan inspirasi bagi Melvin untuk mengubah pemikiran yang selama ini terjadi di dunia pendidikan. Banyak pengajar dalam pembelajarannya masih menggunakan metode satu arah, yang faktanya memang kurang menarik peserta didik untuk belajar, sehingga terkadang tujuan pembelajaran yang diinginkan tidak tercapai. Alasan itulah membuat Melvin berusaha memecahkan masalah-masalah yang terjadi di dunia pendidikan dengan memperkenalkan 101 strategi pembelajaran aktif untuk mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik.
Banyak inovasi yang telah dikembangan untuk membangun potensi manusia, terutama potensi peserta didik seperti munculnya berbagai macam metode pembelajaran yakni quantum learning, quantum teaching, accelerated learning, cooperative learning, dan mungkin akan muncul metode lainnya. Namun bila dikaitkan dengan penawaran strategi pembelajaran oleh beberapa metode tersebut, metode belajar aktif sangatlah lebih bervariasi dan lebih membangun potensi yang dimiliki peserta didik.
Belajar aktif merupakan strategi belajar yang menyenangkan karena dengan belajar aktif, peserta didik dituntut melakukan aktivitas-aktivitas yang membangun potensi yang dimilikinya. Ada suatu penelitian yang menyatakan bahwa belajar semakin baik jika peserta didik diminta untuk melakukan beberapa hal seperti mengungkapkan informasi dengan bahasa mereka sendiri, memberikan contoh-contoh, melihat hubungan antara satu fakta dengan yang lain, dan memperkirakannya beberapa konsekuensi. Hal ini membuktikan bahwa peserta didik dapat belajar lebih lama bila dihadapi dengan tantangan (teknik) belajar yang tidak biasa.
Melvin memperkenalkan kumpulan strategi pembelajaran yang kaya dan komprehensif sekaligus dalam satu sumber yang mudah untuk diaplikasikan dan diikuti. Strategi-strategi itu dibuat untuk mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik agar proses belajar menjadi menyenangkan. Empat kategori utama disusun Melvin untuk mengembangkan potensi peserta didik. Kategori pertama, memperkenalkan konsep belajar aktif yang terdiri dari model-model belajar, dimensi sosial belajar, kepedulian terhadap belajar aktif, inti dan kerangka belajar aktif. Kategori kedua, bagaimana membuat peserta didik aktif sejak dini, berisi strategi membentuk tim, strategi penilaian di tempat, dan strategi keterlibatan seketika. Kategori ketiga, bagaimana membantu peserta didik memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap secara aktif dapat dilakukan dengan menggunakan strategi pengajaran kelas penuh, strategi merangsang diskusi kelas, strategi pertanyaan terlalu singkat, strategi belajar dengan cara bekerja sama, strategi mengajar teman sebaya, strategi belajar mandiri, strategi belajar afektif, strategi pengembangan kecakapan. Kategori keempat, bagaimana belajar agar tidak lupa dapat dilakukan dengan strategi meninjau ulang, strategi penilaian diri, dan strategi sentiment terakhir. Empat kategori ini dapat melatih perkembangan otak, pengajar, dan peserta didik.
Bagi Melvin, belajar aktif berlaku bagi siapa saja,. Namun belajar aktif ini lebih utama diperuntukan untuk para pengajar baik yang telah berpengalaman maupun yang masih pemula dan orang-orang yang peduli terhadap dunia pendidikan karena strategi-strategi yang yang diperkenalkan Melvin sudah direalisasikan secara langsung oleh beberapa teman Melvin yang mengajar di taman kanak-kanak hingga sekolah menengah dan sudah terbukti hasilnya.
Melvin L. Silberman adalah seorang professor emeritus pengembangan organisasi umum di Temple University, yang memberinya penghargaan Great Teacher Award. Dia memimpin banyak seminar pelatihan aktif untuk lembaga pendidikan, perusahaan, pemerintah dan organisasi pelayanan di seluruh dunia. Dia juga merupakan presiden Active Training, Priceton, New Jersey, sebuah perusahaan yang menawarkan kursus teknik pelatihan aktif, kecerdasan interpersonal dan fasilitasi tim. Dr. Siberman juga telah menulis banyak publikasi yang diterbitkan oleh Preiffer (101 Strategi Pembelajaran Aktif karangan Mel Silberman).
Secara substansial buku non-fiksi ini sangat inspiratif dan bermanfaat bagi tenaga pendidik dalam pembelajaran strategi. Sayangnya, bahasa yang digunakan dalam buku ini sangatlah sulit dimengerti lantaran buku ini merupakan buku terjemahan dari bahasa Inggris yang pemilihan kata-katanya tidak sesuai dengan pemilihan bahasa Indonesia yang baik, sehingga butuh perulangan membaca untuk memahami maksud dari isi buku tersebut. Penyuntingan tulisannya pun kurang sekali, terkadang paragraf yang satu dengan yang lainnya tidak ada keterkaitannya. Namun bila dilihat dari segi komposisi warna, buku ini cukup menarik dan wajah buku sesuai dengan tema pendidikan yang diangkatnya.
Kekurangan buku ini bukanlah kendala yang besar bagi para pembaca untuk memahami isi buku dengan baik. Buku ini sangat membantu para pendidik sebagai pedoman pengajaran dan pembelajaran demi tercapainya tujuan pendidikan, karena buku ini menyediakan beragam metode yang dapat mengembangkan potensi yang dimiliki siswa.. Oleh sebab itu, buku ini sangat dianjurkan untuk dimiliki oleh para pendidik maupun calon-calon tenaga pendidik.

YAYAH ATHORIYAH - “Menciptakan Suasana Belajar yang Menyenangkan di dalam Kelas dengan Metode Active Learning”

“Menciptakan Suasana Belajar yang Menyenangkan di dalam Kelas dengan Metode Active Learning”
Oleh: Yayah Athoriyah
Judul buku        : ” Active Learning ”, 101 Strategi Pembelajaran Aktif
Penulis             : Mel Silberman
Penerjemah     : Sarjuli
Penerbit           : Insan Madani
Tahun Terbit    : 2009
No ISBN           : 978-979-026-044-3

Seperti  yang kita ketahui, pendidikan di Indonesia masih tertinggal dan masih jauh dari harapan. Setiap negara mempunyai program-program tersendiri untuk pengembangan dalam bidang pendidikan. Begitu juga dengan Indonesia. Pemerintah telah berupaya untuk mengembangkan pendidikan di Indonesia melalui perbaikan kurikulum. Saat ini kurikulum yang diberlakukan di sekolah adalah KTSP. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Jadi setiap sekolah berhak untuk menyusun kurikulum sendiri namun dengan pedoman atau tujuan pendidikan yang telah ditentukan oleh pemerintah.
Perubahan kurikulum ini tentu bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Tentu saja sosok yang berperan penting dan membantu pemerintah untuk merealisasikan tujuan tersebut adalah guru. Efektivitas dan efisiensi belajar individu di sekolah sangat bergantung kepada peran guru. Di dalam sekolah, guru berperan sebagai motivator, fasilitator, organisator dan evaluator. Saat proses belajar mengajar berlangsung, sebelumnya guru harus melakukan persiapan mengenai materi ataupun media yang akan digunakan dalam menjelaskan suatu materi.
Saat kegiatan belajar mengajar pun guru harus mampu mengorganisasi dan harus dapat menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana. Peran guru sebagai penilai yang harus dilakukan adalah mengumpulkan, menganalisa, menafsirkan dan akhirnya harus memberikan pertimbangan atas tingkat keberhasilan proses pembelajaran, berdasarkan kriteria yang ditetapkan, baik mengenai aspek keefektifan prosesnya maupun kualifikasi hasil belajarnya. Apabila setiap individu guru memiliki kemampuan tersebut, tentu saja tujuan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia tercapai.
Kini, kenyataan yang ada di Indonesia hanya sedikit guru-guru yang memiliki kemampuan tersebut. Kebanyakan guru di Indonesia tidak memiliki variasi dalam mengajar. Guru juga belum mampu menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan tidak membuat siswa bosan dan mengantuk saat belajar. Guru hanya memiliki satu sumber materi sekunder yakni buku yang juga dimiliki siswa, sehingga setiap kegiatan belajar mengajar pun guru hanya membaca atau terpaku pada buku tersebut yang seharusnya tidak dilakukan oleh guru karena siswa dapat membacanya sendiri. Padahal selayaknya seorang guru memiliki lebih dari satu referensi primer. Hal-hal tersebutlah yang menyebabkan ketika guru bertanya pada siswa “Apa ada pertanyaan?” akibatnya adalah keheningan yang terjadi. Beberapa guru mungkin mengira para peserta didik tidak tertarik. Guru yang lain mungkin menyimpulkan bahwa segalanya telah jelas. Sayangnya, yang benar adalah para peserta didik tidak siap mengajukan pertanyaan-pertanyaan. (hlm 143).
Oleh karena itu, sebelum mengajar sebaiknya guru menyiapkan strategi pembelajaran guna menciptakan suasana yang menyenangkan dan tidak membosankan di dalam kelas. Wina Senjaya (2008)dalam bukunya yang berjudul “Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan”mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Karena itulah bagi calon pendidik selayaknya membaca referensi buku yang mengemukakan tentang strategi pembelajaran guna menjadi guru yang profesional dan disenangi peserta didik.
Buku ” Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif ” yang ditulis oleh Mel Silberman dan kemudian diterjemahkan oleh Sarjuli dkk pada tahun 2002 memaparkan tentang strategi-strategi pembelajaran yang berangkat dari teori Conficious yang menyatakan apa yang saya dengar-saya lupa, apa yang saya lihat-saya ingat, apa yang saya lakukan-saya paham. Mel Silberman memodifikasi pernyataan tersebut menjadi:
  • Apa yang saya dengar - saya lupa
  • Apa yang saya dengar dan lihat - saya ingat sedikit
  • Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan teman lain, saya mulai mengerti
  • Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan-saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan
  • Apa yang saya ajarkan pada orang lain-saya kuasai.
Buku ini berangkat dari pernyataan Concious yang kemudian dikembangkan oleh Mel Silberman. Buku ini mengenalkan pembelajaran aktif melalui sinergi otak, guru dan siswa. Buku ini terbagi dalam empat bagian yang dipisahkan berdasarkan penggolongan tema strategi pembelajaran dan terdiri dari tiga sub bab yakni konsep belajar aktif, berbagai strategi pembelajaran aktif, dan yang terakhir evaluasi strategi dalam kaitannya dengan materi pembelajaran. Mel Silberman dengan baik membagi berdasarkan jenis strategi agar dapat memudahkan pembaca.Strategi yang disajikan dalam buku ini seluruhnya mengikutsertakan siswa untuk aktif dengan guru yang berperan sebagai pembimbing dan pemimpin dalam kelas. Hal ini menciptakan suasana belajar yang aktif dan tidak membosankan. Strategi pembelajaran juga dapat diaplikasikan pada berbagai mata pelajaran.
Apabila buku Active Learning berangkat dari fenomena dunia pendidikan di Amerika, buku ini melihat fenomena yang terjadi di Indonesia yakni buku “Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan” yang ditulis olehWina Senjaya. Buku ini menjelaskan beberapa tema strategi pembelajaran diantaranya:aktivitas siswa, ekspositori, inkuiri. Kerangka teori, konsep, dan prinsip, serta contoh pengaplikasian setiap strategi pembelajaran diuraikan setahap demi setahap guna memandu pembaca untuk memahami, memilih, dan menerapkan, atau bahkan menyintesiskan strategi yang sesuai dengan lingkungan pembelajaran.
Mel Silberman yang merupakan seorang psikolog yang dikenal secara internasional sebagai pelopor dalam bidang pembelajaran aktif, kecerdasan interpersonal, dan pengembangan tim. Sebagai Profesor Senior dan Pengembangan Organisasi di Temple University, Mel telah memenangkan dua penghargaan dalam bidang pengajaran. Dia telah berpengalaman lebih dari 35 tahun dalam membuat dan mengasah teknik yang membuat orang terinspirasi untuk menjadi orang pintar, belajar lebih cepat dan berkolaborasi secara efektif. Dengan latar belakang psikologi tersebut, maka strategi-strategi yang dipaparkan dominan berkaitan tentang motivasi agar siswa turut aktif dalam belajar. Oleh karena itu, ketika kita membaca buku ini, kita seperti dilatih dan diarahkan untuk menjadi sosok yang menyenangkan dan dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan.
Apabila membaca buku ini, akan ditemukan banyak kesalahan pada penyuntingan kata-katanya. Karena buku ini merupakan buku terjemahan, terkadang ditemukan padanan kata yang kurang tepat misalnya kata “sentimen akhir” pada bab terakhir. Menurut saya  lebih tepat apabila menggunakan kata “evaluasi”. Selain itu tidak terdapat ilustrasi apapun pada buku ini sehingga dapat membuat pembaca menjadi bingung dalam memahami maksud penulis terlebih apabila strategi yang dijelaskan menggunakan media tertentu.
Terlepas dari kekurangan tersebut, dalam buku ini menjelaskan 101 jenis strategi pembelajaran yang dapat dijadikan referensi oleh pendidik atau calon pendidik untuk digunakan dalam kelas. Strategi-strategi yang dipaparkan juga melibatkan peserta didik secara langsung sehingga potensi yang dimiliki oleh siswa bisa tersalurkan. Pada bagian terakhir, buku ini memaparkan sentimen akhir atau evaluasi guna mencapai hasil belajar dengan prestasi yang memuaskan. Hal ini tentu merupakan peluang bagi kalangan yang bergelut dalam dunia pendidikan dan buku ini merupakan referensi yang tepat dan bermanfaat.

YUNI CHAERUNNUFUS - "Mencapai Pendidikan yang Optimal dengan Pembelajaran yang Efektif"

"Mencapai Pendidikan yang Optimal dengan
Pembelajaran yang Efektif"
Oleh: Yuni Chaerunnufus

Judul buku    : Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif
Penulis          : Mel Silbermen
Penerbit        : Pustaka Insan Madani
Cetakan        : 6, Juli 2009                                                 
Tebal            : 292 halaman
ISBN             : 978-979-026-044-3


Seiring dengan  perkembangan llmu pengetahuan dan teknologi, pembaharuan  atau    inovasi  baru,   muncul  dalam  dunia  pendidikan  sebagai suatu upaya atau langkah yang mengikuti dinamika sosial budaya yang terjadi pada masyarakat  akibat  perkembangan  tersebut.  Inovasi  pendidikan,  kurikulum, dan pembelajaran  lahir  sebagai  suatu  pembaharuan  yang  memperbaiki  atau menyempurnakan dari pada suatu model atau konsep sebelumnya.
Buku Active Learning  101 Strategi Pembelajaran karya Mel  Silberman  menarik  karena  seiring  perkembangan  dinamika sosial  budaya, dunia  pendidikan  abad  21  kelihatannya  lebih berorientasi  pada  pengembangan  potensi  manusia,  bukan  lagi  memusatkan perpaduan  kemampuan  teknikal mengajar  dalam  melakukan  eksplorasi  dan  ekploitasi siswa.
Doktor Mel Silbermen adalah profesor di bidang kajian psikologi dalam Pendidikan pada Universitas Temple, tempat ia mengambil spesialisasi psikologi instruksional. Reputasi internasionalnya dalam bidang kegiatan belajar aktif sudah banyak tertuang dalam buku-buku pembelajaran, tidak kurang dari sepuluh buku sudah beredar dan dterjemahkan ke dalam beberapa bahasa. Buku-buku yang telah diterbitkan antara lain, The Experience of schooling (Holt, Reihart dan Winston, 1969), The Psichology of Open Teaching and Learning (Little, Brown, 1972), dan Real Learning (Little, Brown, 1976). Dengan latar belakang di bidang psikologi pendidikan dari Universitas Chicago dan buku-buku pembelajaran yang telah dihasilkan oleh Mel Sibermen membuktikan begitu besarnya kepedulian beliau pada dunia pendidikan.
Buku ini menyajikan empat pokok bahasan utama, yaitu  konsep belajar aktif, cara  mengaktifkan  siswa  sejak  dini, bantuan  untuk  memperoleh  pengetahuan, keterampilan , dan  sikap  secara aktif serta kiat belajar  tetap  ingat.    Sesuai  dengan judulnya,  secara  keseluruhan  buku  ini  menyajikan  101  strategi  mengajar,  yang disajikan  dalam  bentuk  petunjuk,  kiat,  cara,  pedoman  maupun  prosedur    belajar yang akan membentuk sikap aktif dari siswa.
Buku  ini  menarik  karena  menyajikan  materi  praktis  untuk membantu  guru  mengembangkan  strategi  pengajaran  yang  lebih  mengarah  pada pengembangan  potensi  manusia.    Melalui  berbagai  strategi  yang  ditawarkan  bisa dioptimalkan berbagai potensi yang dimiliki oleh siswa . Asumsinya  adalah bahwa manusia jika mampu  menggunakan potensi nalarnya dan emosinya secara  optimal akan  mampu  membuat    prestasi  yang  tidak  bisa  diduga  sebelumnya. Dengan metode yang  tepat  seseorang bisa meraih prestasi belajar secara  optimal. Hal ini tentu saja merupakan peluang dan tantangan yang menggembirakan bagi kalangan yang terlibat daiam dunia pendidikan.  Secara sederhana bahasan dalam buku ini meliputi tiga hal, yaitu : apa yang dimaksud dengan  konsep belajar aktif, bagaimana cara mengaktifkan siswa  saat belajar, dan komponen  apa  yang  harus  dikondisikan  agar  belajar  menjadi  efektif,  atau  tidak mudah lupa.
Dalam kondisi pendidikan seperti saat ini, khususnya untuk menyikapi kritikan terhadap  kualitas  pendidikan    dan  pembelajaran  maka    munculnya  buku  ini merupakan  suatu  ide,  tawaran  atau  alternatif  pengajaran  yang  memberi penyegaran     bagi guru dan siswa dari kejenuhan metode yang digunakan dalam kesehariannya. Buku  ini  menyajikan  berbagai strategi baru atau strategi lama yang mengalami modifikasi  dengan penyajian yang lebih modern, kreatif dan inovatif.
Sesuai dengan judulnya, dalam buku ini secara berurutan disajikan 101 strategi mengajar atau belajar aktif dengan cara-cara yang mendorong  siswa maupun guru untuk dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar lebih berkualitas dan terfokus karena  disajikan  dalam  sebuah  rancangan  pembelajaran   yang  jelas dan  sasaran yang  lebih  spesifik.  Materi  disajikan  dalam  beberapa  langkah  sistematis,dimulai dengan  memberi gambaran tentang  konsep  belajar  aktif  sejak  dini, pengkondisian terhadap siswa  sehingga  dapat  belajar  aktif sejak  dini, pengkondisian  siswa  untuk mampu secara aktif memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap dan  strategi agar materi belajar dapat dipahami secara konsisten dan tidak mudah lupa. Dengan penyajiannya  tersebut  dapat  dipahami  bahwa  penulis  buku  ini  berusaha menginformasikan  bahwa  pembelajaran    yang  sukses    tidak  dapat    disajikan  seadanya.  
Pembelajaran harus dipahami dengan benar oleh kedua pihak,  disajikan secara konsisten, tidak terlepas-lepas dengan perencanaan yang matang. Sebagai  sebuah  ide,  tawaran  strategi pembelajaran yang  disajikan Silberman merupakan sesuatu yang cukup menarik bagi proses pembelajaran di sekolah-sekolah Indonesia yang cenderung menggunakan cara konvensional. Untuk pelaksanaannya diperlukan  beberapa  syarat  yang  harus  dipersiapkan  dengan  benar  dan konsisten karena walaupun tampak sangat sederhana diperlukan pemahaman yang benar, sistem yang menunjang  juga  fasilitas yang memadai.
Jika dibandingkan dengan buku pembelajaran lainnya seperti buku Cooperative Learning karangan Isjoni terbitan Alfabeta, atau buku-buku lainnya yang sejenis, buku Active Learning karangan Mel Silberman mempunyai beberapa kelebihan antara lain, buku ini mempunyai strategi-strategi pembelajaran yang lebih rinci dan lebih lengkap karena disajikan secara sistematis dari proses mengawali pembelajaran sampai mengakhiri pembelajaran. Buku ini juga mempunyai strategi yang cukup bervariasi.
Akan tetapi, buku yang beredar stelah proses penerjemahan ini mempunyai beberapa kekurangan, antara lain bahasa yang digunakan oleh penerjemah kurang sempurna sehingga pembaca agak kesulitan dalam memahami redaksi kalimatnya. Selain itu, kekurangan dari buku ini adalah tidak terdapat  daftar pustaka di bagian belakang buku.
Strategi-strategi  yang disajikan Silberman ini pada dasarnya merupakan suatu alat  yang  perlu  dipertimbangkan  oleh  guru  sehingga  sasaran  pendidikan  menjadi lebih  mudah  dicapai.  Walaupun  demikian perlu  dicermati  bahwa  tidak  seluruh  ide yang ditawarkan, terutama oleh para penulis luar negeri diadopsi serta merta karena bagaimanapun yang terbaik adalah strategi yang dikembangkan atas pertimbangan yang  mengacu pada konteks  atau kondisi dimana pembelajaran itu diselenggarakan. Apa  yang  dicontohkan  di  sekolah  luar negeri  belum tentu tepat  untuk  budaya  dan sistem  dalam negeri.
Kesimpulan yang perlu dipahami  dari apa yang disajikan oleh penulis adalah  bahwa  pelaku  utama  suatu  proses  pembelajaran  adalah  siswa. Siswa  yang  bisa  belajar  secara  aktif,  yaitu siswa yang mampu terlibat secara penuh dalam kegiatan belajar karena dengan proses pembelajaran aktif dapat mewujudkan pembelajaran yang efektif untuk mencapai pendidikan yang optimal.
***
Sumber Referensi
Silberman, Mel. 2009. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Isjoni. 2009. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.