Beranda

Minggu, 29 Mei 2011

SHAYENDA HIELZA- "Mengatasi Pembelajaran yang Membosankan dengan Menggunakan Metode yang Menarik"

"Mengatasi Pembelajaran yang Membosankan dengan Menggunakan Metode yang Menarik"

Oleh : Shayenda Hielza

Judul                        : Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif
Penerbit                  : Pustaka Insan Madani
Penulis                    : Melvin L. Silberman
Tahun Terbit           : Cet 1: 2007, Cet 6: Juli 2009
Kertas & Halaman : 292 + xxviii Halaman, isi kertas HVS
Buku                        : 15,5 x 23 cm, Soft Cover
Kategori                  : Pendidikan
ISBN                        : 978-979-026-044-3

Berbicara mengenai pendidikan di negeri ini memang tidak akan pernah ada habisnya. Di dalam uu No.20/2003 tentang sistem pendidikan Nasional, tercantum pengertian pendidikan: pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sudahkan pendidikan kita sesuai dengan isi uu tersebut? jawabannya tentulah belum. Sistem pendidikan yang ada dalam dunia sekolah kita saat ini memiliki banyak kelemahan, sejauh ini siswa belajar secara pasif mendengarkan ceramah yang disampaikan oleh guru, sering pula diikuti dengan keharusan menghafal atau mengerjakan soal latihan tertentu demi untuk menguasai materi pelajaran atau bahkan agar menjadi ranking, juara kelas, memperoleh NEM tinggi atau IP baik. 
Dalam konsep belajar aktif sudah dikembangkan oleh Confusius, 2400 tahun yang silam dengan mengemukakan teori sebagai berikut :  What I hear, I forget. What I see, I remember. What I do, I understand. Yang artinya: Apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat. Apa yang saya lakukan, saya paham. Dari teori ini selanjutnya Mel Silberman dalam bukunya  ” Active Learning ”, 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Dalam buku ini tidak hanya tiga hal yang harus dilakukan dalam belajar tetapi juga membutuhkan adanya sesuatu yang ditanyakan, lalu didiskusikan kemudian belajar untuk mengajarkannya. Hal ini dimaksudkan agar murid dapat mengembangkan semua kemampuan yang dimilikinya, agar para murid dapat mencapai hasil belajar yang baik dan tidak bosan dalam belajar. Dalam penelitian membuktikan tentang perhatian anak didik yang berkurang setelah berlalunya waktu. Misalnya pada penelitian Pollio (1984) yang menunjukkan bahwa siswa pada saat berada dalam ruang kelas hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara itu penelitian McKeachie (1986) menyebutkan bahwa pada sepuluh menit pertama perhatian siswa mencapai 70%, dan setelah itu berkurang menjadi 20% pada waktu 20 menit terakhir.
Dengan pernyataan Confucius tersebut di atas Mel Silberman (1996) memodifikasi dan memperluas menjadi paham belajar aktif menjadi, sebagai berikut: Apa yang saya dengar saya lupa (What I hear, I forget ); Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit (What I hear and see, I remember a little ); Apa yang saya dengar, lihat, dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa teman, saya mulai paham (What I hear, see, and ask question about or discuss with someone else, I begin to understand ). Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan (What I hear, see, discuss, and do, I acquire knowledge and skill ); Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya menguasainya (What I teach to another, I master ) dalam buku Active Learning.
Di dalam buku Amartya Sen seorang ekonom filsuf pemenang hadiah Nobel, yang berjudul Development as Freedom (2000), menjelaskan tentang membedakan nilai penting pilihan dari dalam dan dirinya sendiri, dari peran fungsional yang dimainkan oleh pilihan dalam kehidupan. Awalnya dari pernyataan Confucius lalu pada buku Amartya Sen, hal inilah yang menjadikan Mel Silberman mengembangkan pemikirannya,  sehingga mampu “melahirkan” buku 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Mel Silberman terinspirasi dari kedua pernyataan tersebut, lalu merumuskan strategi-strategi penting yang harus dilakukan oleh para pendidik guna menciptakan belajar aktif, dan suasana kelas yang positif agar mampu mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.
Pada saat menuliskan buku ini Mel Silberman mengembangkannya bukan tanpa suatu alasan yang jelas. Proses lahirnya dari buku ini karena fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan di Amerika, murid sering diajak untuk memulai proses pembelajaran yang pada saat itu kondisi mental mereka belum siap untuk menerima materi pelajaran yang diberikan oleh pengajar. Maka dari itu dalam hasil pembelajaran yang terjadi adalah ketidakmaksimalan dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Mel Silberman pun saat ini dikenal sebagai psikolog internasional yang fokus utamanya adalah bidang pendidikan dan bukunya yang berjudul 101 Strategi Membuat Pelatihan Aktif bahkan terpilih menjadi salah satu buku pelatihan dan pengenbangan terbaik versi Training Magazine. Dari hal ini bisa dibuktikan bahwa Mel Silberman memiliki apresiasi yang tinggi khususnya dalam menulis hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran karena mempunyai latar belakang pendidikan dan karya-karya yang telah dihasilkannya,
Buku ini baik sekali untuk para calon guru, guru, maupun murid. Dalam buku Mel Silberman yang berjudul 101 Strategi Pembelajaran Aktif ini banyak sekali metode-metode yang dapat menjadi acuan untuk pembelajaran yang aktif di dalam maupun di luar kelas. Dalam buku ini sudah terpapar dengan jelas, dalam setiap sub bab diberikan penjelasan satu persatu dari isi subbab tersebut. Semua yang ada dari subbab satu sampai empat diperjelas dengan rinci, mulai dari metode sampai tata cara pembelajarannya dijelaskan sejelas mungkin dengan baik.  Buku ini sangat menolong sekali untuk keluar dari cara pengajaran yang membuat murid bosan dan jenuh serta meninggalkan cara pengajaran yang hanya memberikan ceramah pada murid sehingga murid tidak dapat mengembangkan kreatifitasnya. Dalam buku ini pembaca dapat mengetahui lebih banyak tentang strategi pembelajaran yang efektif dan tidak membosankan, ini merupaka salah satu cara agar sistem pembelajaran di kelas lebih efektif dan tidak membosankan. 

Sumber Referensi:
·        Buku 101 Strategi Pembelajaran Aktif karangan Mel Silberman

SHEILA NOVELIA - "Kiat Sukses Pembelajaran dalam Satu Buku"

"Kiat Sukses Pembelajaran dalam Satu Buku"
Oleh: Sheila Novelia

Judul              : Active Learning (101 Strategis to teach Any Subject)
Penulis          : Melvin L. Silberman
Cetakan         : Ke 6, Juli 2009
Penerbit         : Pustaka Insani Madani
Tebal              : 292 halaman, 15,5 x 23 cm
ISBN               : 978-979-026-044-3


Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar. Pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan individual anak dan didasarkan pada keinginan guru, akan sulit untuk dapat mengantarkan anak didik ke arah pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti inilah yang pada umumnya terjadi pada pembelajaran konvensional. Konsekuensi dari pendekatan pembelajaran seperti ini adalah terjadinya kesenjangan yang nyata antara anak yang cerdas dan anak yang kurang cerdas dalam pencapaian tujuan pembelajaran Hal ini membuktikan terjadinya kegagalan dalam proses pembelajaran di sekolah. Menyadari kenyataan seperti ini para ahli berupaya untuk mencari dan merumuskan strategi yang dapat merangkul semua perbedaan yang dimiliki oleh anak didik. Strategi pembelajaran yang ditawarkan adalah strategi belajar aktif (active learning strategy) seperti yang terdapat dalam buku Active Learning ini.
Buku 101 strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu buku pendidikan yang diterjemahkan dari Active Learning: 101 Strategies to Teach Any Subject karya Melvin L.Silberman. Buku ini menandai babak baru kebangkitan pendidikan yang manusiawi dengan konsep belajar yang menyenangkan untuk hasil yang optimal dalam pembelajaran. Dalam buku ini, belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran, merangsang diskusi dan debat, mempraktikan keterampilan, mendorong adanya pertanyaan-pertanyaan serta membuat peserta didik dapat saling mengajar satu sama lain.
Bagian awal buku karya Melvin L.Silberman keadaan dunia pendidikan kita yang mengalami krisis yang cukup serius diantaranya karena lemahnya tenaga ahli seperti guru. Dalam berbagai forum seminar, muncul kritik : konsep pendidikan telah terduksi menjadi pengajaran, pengajaran menyempit menjadi kegiatan di dalam kelas. Pengajaran dan pendidikan merupakan dua hal yang berbeda. Pengajaran menitikberatkan pada aspek kognitif dan kemampuan teknis semata, hal ini justru melahirkan manusia bermental tukang. Sehingga dengan diterjkemahkannya buku ini diharapkan bisa menjadi solusi agar pembelajaran di kelas menjadi menyenangkan dan tujuan pendidikan pun tercapai.
Bab pertama dalam Active Learning  memperkenalkan konsep dari belajar aktif itu sendiri, cara kerja otak yang efektif, gaya belajar, variasi metode pengajaran yang interaktif serta tujuan yang harus dicapai dalam pengajaran aktif.  Bab-bab selanjutnya menjelaskan bagaimana membuat peserta didik aktif sejak dini, bagaimana membuat peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara aktif serta bagaimana membuat peserta didik tidak mudah lupa. Buku ini menyajikan metode dan strategi dengan keunggulannya masing-masing disertai pembahasan para ahli seperti terdapat dalam salah satu babnya ; Metode Belajar Kolaboratif : Abraham Maslow mengajarkan untuk memiliki rasa dalam satu kelompok lalu Jerome Bruner mengajarkan untuk merespon dari apa yang telah diperoleh dibutuhkan keterlibatan bersama-sama (reciprocity). Menurut John Holt (1967), belajar semakin baik jika siswa diminta untuk melakukan hal-hal berikut:
  1.  Mengungkapkan informasi dengan bahasa mereka sendiri
  2. Memberikan contoh-contoh
  3. Mengenalnya dalam berbagai samaran dan kondisi
  4. Melihat hubungan antara satu fakta atau gagasan dengan yang lain
  5. Menggunakannya dengan berbagai cara
  6. Mengungkapkan lawan atau kebalikannya
Bagian akhir buku ini membahas falsafah metode meninjau kembali (review) apa yang dipelajari, menilai bagaimana sesuatu telah berubah dan mempertimbangkan langkah-langkah selanjutnya yang harus diambil sehingga kegiatan belajar tetap bertahan.
Ini benar-benar bacaan yang bermanfaat dan bernutrisi bagi siapapun yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Selain menambah wawasan dengan berbagai pengetahuan akan strategi pembelajaran aktif, buku ini dilengkapi dengan pendapat para ahli seperti yang telah saya kutip pada paragraf sebelumnya.. Kesan pertama setelah membaca buku ini mungkin rumit serta kesulitan untuk menyerap isi di dalamnya terlebih lagi strategi dan metode-metode pembelajaran yang ditawarkan sangatlah banyak, sehingga dalam membacanya harus disertai niat yang sungguh-sungguh dan ketekunan untuk mendapatkan ilmu. Buku ini juga cocok bagi para pengajar seperti dosen yang sudah senior, agar konsep mengajarnya bisa lebih baik.

Sumber Referensi       :
Buku 101 Strategi Pembelajaran Aktif karya Melvin M.Silberman
smkn2tanjungpinang.blogspot.com

SITI NURJANAH - "Strategi Jitu Active Learning"

"Strategi Jitu Active Learning"
Oleh : Siti Nurjanah

Judul              : Active Learning (101 Strategis to teach Any Subject)
Penulis          : Melvin L. Silberman
Cetakan         : Ke 6, Juli 2009
Penerbit         : Pustaka Insani Madani
Tebal              : 292 halaman, 15,5 x 23
ISBN               : 978-979-026-044-3
Seiring dengan masuknya era globalisasi, dunia pendidikan pun mengalami banyak perubahan.  Dalam pandangan masyarakat,  guru memegang peranan penting dalam banyak hal dan menentukan keberhasilan peserta didik. Bahkan sering dikatakan, keberhasilan atau kegagalan peserta didik sangat ditentukan oleh peranan guru dalam proses belajar mengajar. Dalam euforia globalisasi ini, tidak salah jika kita masih mendewa-dewakan guru dalam segala hal yang menyangkut pendidikan. Seakan-akan segala problem maupun tantangan yang dihadapi peserta didik dapat mudah diselesaikan oleh guru. Hal tersebut menuntut guru agar lebih terampil dalam mengajar dan menggunakan metode belajar yang tidak monoton dan membosankan.
Tidak mengherankan, dalam beberapa tahun terakhir ini di Indonesia telah hadir berbagai falsafah dan metodologi pembelajaran yang dipandang mutakhir. Beberapa di antaranya yaitu pembelajaran konstruktivis, pembelajaran kooperatif, pembelajaran terpadu, pembelajaran aktif, pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning, CTL), pembelajaran berbasis projek (project based learning), pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), pembelajaran interaksi dinamis, dan pembelajaran kuantum (quantum learning). Inilah yang mendasari Melvin L.Silberman mencetuskan berbagai strategi dalam bukunya Active Learning 101 Strategies to Teach Any Subject. Melvin L. Silberman adalah satu dari sekian banyak penulis yang banyak memberikan sumbangsih ide mengenai strategi belajar. 
Hal utama yang hendak dikemukakan dalam buku ini adalah berbagai pemaparan mengenai strategi belajar aktif dan menyenangkan. Berangkat dari teori Confucius, Mel Siberman mengembangkan teorinya bahwa dalam pembelajaran tidak hanya melalui apa yang didengar, apa yang dilihat, dan apa yang dilakukan tetapi juga membutuhkan adanya sesuatu yang ditanyakan, lalu didiskusikan kemudian belajar untuk mengajarkannya. Buku ini terdiri dari empat bagian. Bagian pertama mencakup perkenalan konsep belajar aktif yang terdiri dari macam-macam model belajar, dimensi sosial belajar, kepedulian terhadap belajar aktif serta inti dan kerangka belajar aktif.
Bagian kedua buku ini memaparkan berbagai macam strategi yang dapat digunakan guru agar peserta didik aktif sejak dini, diantaranya strategi membangun tim, strategi penilaian secara tepat dan strategi melibatkan peserta didik. Bagian ketiga membantu peserta didik  memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap secara aktif. Bagian ini memaparkan berbagai macam metode yang membuat siswa aktif belajar. Bagian terakhir yaitu mereview atau meninjau ulang apa yang telah dipelajari. Berbagai macam strategi meninjau ulang dipaparkan pada bagian ini, serta teknik dan metodenya yang kebanyakan menggunakan kartu turut pula dipaparkan. Tujuannya agar peserta tidak lupa apa yang telah dipelajari serta terus mengingat pelajaran sebelumnya.
Berangkat dari teori Confusius bahwa dalam pembelajaran tidak hanya melalui apa yang didengar, apa yang dilihat, dan apa yang dilakukan tetapi juga membutuhkan adanya sesuatu yang ditanyakan, lalu didiskusikan kemudian belajar untuk mengajarkannya. Selain itu buku ini juga menjabarkan secara detail apa itu metode belajar active learning, memaparkan secara jelas berbagai macam metode Active Learning, hingga strategi meninjau ulang apa yang telah dipelajari. Buku ini merupakan buku terjemahan sehingga bahasa yang dipakai agak kurang berterima serta kurang dimengerti. Banyaknya pemakaian istilah dan bahasa yang baku membuat buku ini terkesan kaku.
Active learning memberikan info secara lengkap, bahwa strategi yang berserakan di dunia ini, tak terhitung jumlahnya, maka jika seorang guru miskin akan variasi dalam pembelajaran, bisa di cap ketinggalan jaman dan tentunya tidak disukai oleh peserta didik. Model dan strategi pembelajaran juga dipersiapkan dalam buku ini untuk calon pendidik maupun yang sudah menjadi pendidik.