Beranda

Minggu, 05 Desember 2010

AYU PUSPA NANDA - Resep Wajib Bagi Pendidik

Resep Wajib Bagi Pendidik
Oleh Ayu Puspa Nanda





Judul Buku                  : Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif
Penulis                         : Melvin L. Silberman
Penerjemah                  : Sarjuli, Adzfar Ammar, Sutrisno, Zainal Arifin, Ahmad dan Muqowin
Penerbit                       : Pustaka Insan Madani
Cetakan                       : 2007
Ukuran                        : 15,5x 23cm                                                 
Tebal                           : 292 halaman
ISBN                           : 978-979-026-044-3

            Aktivitas belajar mengajar tidak selamanya berlangsung secara wajar. Dalam prakteknya, banyak ditemukan masalah baik yang disebabkan oleh guru ataupun masalah yang datangnya dari siswa itu sendiri. Atas dasar itulah banyak pakar yang membahas dan mencari solusi untuk menyelesaikan masalah yang kerap terjadi dalam proses belajar mengajar. Berbagai model pembelajaran diluncurkan demi memperbaiki kualitas pendidik dalam menyampaikan ilmu kepada peserta didiknya.
Salah satu pakar yang menerbitkan buku tentang pembelajaran aktif adalah Mel Silberman. Beliau adalah seorang psikolog internasional. Tujuan beliau menulis buku Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif adalah untuk memberikan resep jitu kepada pendidik untuk mengatasi permasalahan yang kerapkali dihadapi. Secara keseluruhan buku ini menyajikan 101 strategi mengajar yang disajikan dalam bentuk petunjuk, kiat, cara, pedoman maupun prosedur belajar yang akan membentuk sikap aktif pada diri siswa. Jika Anda membuka bagian pendahuluan dari buku Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif karya Mel Silberman, anda akan menemukan kalimat seperti ini:
“Anda dapat memberi tahu para peserta didik tentang apa yang perlu mereka ketahui dengan sangat cepat. Tetapi mereka bahkan lebih cepat melupakan apa yang Anda beritahukan kepada mereka”
Pernyataan di atas sesuai dengan pernyataan Confusius pada 2400 tahun yang lalu. Terdapat beberapa alasan mengapa orang lebih cepat melupakan apa yang mereka dengar. Hal tersebut pun akan tetap terjadi ketika siswa hanya mendengar apa yang pengajarnya berikan. Satu-satunya cara yaitu menerapkan pelatihan yang aktif kepada siswa karena pada saat itulah siswa menggunakan otak mereka untuk mempelajari ide-ide, mengatasi masalah-masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari.
Buku ini dibagi menjadi empat bagian pembahasan yakni memperkenalkan konsep belajar aktif, bagaimana membuat peserta didik menjadi aktif sejak dini, bagaimana membantu peserta didik memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap secara aktif dan yang terakhir bagaimana belajar agar tidak lupa. Keempat pembahasan tersebut saling bersinergi. Mel Silberman menjelaskan dengan rinci satu per satu metode yang ia kenalkan kepada pembaca. Hal ini membuat pembaca mudah untuk menangkap model pembelajaran yang disajikan dan semakin tergugah untuk menjadi pendidik yang lebih berkualitas.
Kini, banyak buku yang membahas tentang pengajaran berkualitas, seperti Cooperative Learning, Quantum Teaching, e-Learning, Quantum Learning dan sebagainya. Masing-masing dari buku tersebut sebenarnya hampir sama isinya yakni memberi tips bagaimana cara mengajar dan belajar tetapi perbedaan yang mendasar dengan buku Active Lerning karya Mel Silberman adalah dengan adanya cara-cara yang lebih lengkap dan spesifik dalam penyajian yang diberikan. Dalam buku ini, mulai dari posisi duduk, permainan sampai sentimen penutup, semuanya dipaparkan dengan jelas. Guru hanyalah fasilitator sedangkan objek utamanya adalah siswa.
Sebagai sebuah ide, tawaran strategi pembelajaran yang disajikan Silberman merupakan sesuatu yang cukup menarik bagi proses pembelajaran di sekolah Indonesia yang cenderung menggunakan cara konvensional. Untuk pelaksanaannya diperlukan beberapa prasyarat yang harus disiapkan dengan benar dan konsisten, karena walaupun terlihat sangat sederhana tetapi diperlukan pemahaman yang benar, sistem yang menunjang dan perangkat yang memadai.
 

8 komentar:

Ahmad A. Marzuqi mengatakan...

KOMENTAR RESENSI:

Judul resensi sudah sesuai dan menggambarkan inti dari tulisan tersebut. Dalam pendahuluan, peresensi sudah menyebutkan latar belakang penulis menulis buku ini dan mengapa buku ini diperlukan. Peresensi telah menyampaikan ringkasan atau ikhtisar, dan perbandingan dengan buku lain.

Dari segi kelengkapan resensi ada beberapa hal yang tidak diungkapkan, seperti keunggulan dan kelemahan buku dan jenis buku. Peresensi juga hanya sedikit menyingging tentang kepengarangan :"Beliau adalah seorang psikolog internasional".

Terakhir, resensi Ayu Puspa Nanda di atas sepertinya berbeda dengan cetakan tugas resensi yang sebelumnya saya baca dan saya komentari.


Terima kasih.

Ayu Puspa Nanda mengatakan...

Terima kasih juki..:)
Iya, memang ada beberapa hal yang berubah dalam resensi ini. Lebih tepatnya saya menyingkat resensi ini yang awalnya tiga halaman hanya jadi satu halaman. Sama seperti yang saya paparkan kepada bu Fat di hari Senin.
Ada beberapa alasan, flashdisk saya terkena virus dan data mentah di laptop saya pun hilang. Saya pun menjadi yang paling terakhir dalam memposkan resensi ini di blog.

Sekali lagi terima kasih Juki..:)

hardia rayya mengatakan...

ahai ahai
hmm
berlari bersama hujan

Anonim mengatakan...

pemamparan sudah bagus, kalimat-kalimat yang dituangan sudah memenuhi kaidah kefektifan dan kelogisan. Hanya ada beberapa catatan:
1) penentuan buku kurang memperhatikan kebaruan; buku yang diterbitkan tahun 2007 sudah dianggap kadaluarsa jika akan dijadikan sebagai objek resensi;
2)paparan yang berkaitan dengan apek kelebihan dan kekurangan dari buku tersebut tidak dimunculkan penulis; padahal ketajaman penulis dalam menilai sebuah buku merupakan inti dari resensi; setiap kekurangan dan kelebihan dari buku yang dirensi harus dikupas dengan argumen dan pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan;hal ini menjadi pembeda utama antara resensi dengan bentuk-bentuk reproduksi lainnya, seperti ringkasa, abstrak, atau ikhtisar.

Anonim mengatakan...

@Raya:nyampah aja nih!hhe. .comment yg bner. .

@anonim:who're u?hehe. .siapa gerangan?
masalah buku,buku ini sudah ditentukan oleh dosen pengampu kami. .
selebihnya,terima kasih. .
kita sedang berproses. .:)
ayoo. .KRITIK TERUUS!hehe. .

Anonim mengatakan...

Saya rasa Resensi anda sudah bagus, walaupun belum lengkap dan menunjukkan suatu resensi utuh. tetapi sebuah resensi akan lebih diterima jika memenuhi setidaknya:
1) Bercerita tentang pengarangnya.
2) Cerita tentang kekhasan sang pengarang, apa latar belakangnya dan keunikan sang pengarang sehingga buku ini layak dibaca.
3) Menulis tentang keunikan bukunya, saya rasa anda sudah mengerti
4) Tentang tema buku.
5) Kelemahan/kelebihan buku, karena suatu buku hanyalah salah satu dari sekian bnyak buku yg bisa saja membahas tema yg sama. nah disini anda harus memaparkan apa yang menjadikan calon pembaca harus membaca buku ini, dan apa juga kekurangan buku ini, sehingga mendorong pembaca untuk lebih meneliti lagi.

6) Kesan penulis resensi terhadap buku.
7) Penerbit buku, karena penerbit berkualitas hanya menerbitkan buku berkualitas. Pembaca buku cenderung melihat bobot suatu buku dari penerbitnya. misalnya Prentice Hall, Gramedia, InsanCendikia, SalembaEmpat, carsson Hill, dll..

semoga menjadi rujukan bermanfaat. Sukses selalu Ayu Puspa Nanda.

Anonim mengatakan...

Meresensi adalah kritik tingkat paling bawah. Dan untuk menaikan kelas, seharusnya peresensi memperbandingkan karya yang diresensi dengan karya yang sudah ada.
Sehingga ada bangunan kumulatif yang terpapar dan bentuk penilaian jadi lebih bijak dan tidak arogan.

Namun tentu saja ini adalah resensi yang cemerlang dan bercahaya :)

SEMANGAT!!!!

Anonim mengatakan...

Idem dengan Roni, walaupun saya tiDAk skiming.

Tapi ini adalah tulisan bagus dan resensi yang cemerlang, kesalahan yang ada hanyalah klise khas peresensi pemula...

Saya suka :)

SEMANGAT!!!