Beranda

Jumat, 22 Oktober 2010

Siti Nurjanah - Kebangsaan di Mata Seorang Pacasilais


Analisis  resensi buku Kebangsaan di Mata Seorang Pancasilais
karya Yohanes Krisnawan



Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku. Tujuan resensi adalah  menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
Seorang penulis pertimbangan buku bertolak dari tujuan untuk membantu para pembaca dalam menentukan perlu tidaknya membaca sebuah buku tertentu, atau perlu tidaknya menikmati suatu hasil karya seni. Bila pertimbangan yang diberikan itu tetap memperhatikan titik tolak tadi, maka penulis secara terus menerus akan berusaha menyesuaikan pertimbangannya dengan selera pembaca.
Karena pertimbangan yang disampaikan penulis resensi itu harus disesuaikan denagn selera pembaca, maka sebuah resensi yang disiarkan melalui sebuah majalah mungkin tidak sama dengan yang disiarkan pada majalah lain. Pertimbangan yang disampaikan melalui sebuah majalah budaya yang berat, tentu berbeda dengan pertimbangan esensi yang ada pada majalah hiburan biasa.
Menurut buku Komposisi karangan Gorys Keraf, untuk memberi pertimbangan atau penilaian secara objektif atas sebuah hasil karya atau buku, penulis resensi harus memperhatikan dua faktor, yaitu: pertama, penulis resensi harus memahami sepenuhnya tujuan dari pengarang aslinya, dan kedua ia harus menyadari sepenuhnya apa maksud membuat resensi itu. Hal inilah yang menjadi dasar resensi.
Untuk membuat suatu resensi yang baik, penulis harus menetapkan sasaran-sasaran yang harus dicapai (Komposisi: Gorys Keraf, hal 274). Pokok-pokok yang dapat dijadikan sasaran penilaian sebuah bukunatau karya adalah:
a.    Latar Belakang
Seringkali penulis tidak tahu bagaimana harus mulai dengan resensinya. Penulis dapat mulai dengan mengemukakan tema dari karangan itu. Penyajian tema secara singkat dapat dilengkapi dengan deskripsi buku.


b.    Macam atau Jenis Buku
Pembaca-pembaca tidak selalu mempunyai selera yang sama. Betapapun terdapat perbedaan-perbedaan antara berbagai mecam pembaca, namun masih terdapat persamaan umumnya, yaitu: mereka semua ingin mengetahui sesuatu bila ada sebuah buku baru diterbitkan. Ia harus menunjukkan pada pembaca buku yang baru diterbitkan itu termasuk dalam golongan buku yang mana.
c.    Keunggulan Buku
Mengenai keunggulan buku, penulis resensi pertama-tama mempersoalkan organisasinya. Yang dimaksud organisasi adalah erangka buku iut. Hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lain. untuk menilai dari dekat sebuah buku, penulis resensi mempersoalkan bagaimana isinya. kemudian masalah bahasa, peresensi yang baik akan menggunakan bahasa yang baik pula dalam resensinya. Hal terakhir yaitu masalah teknik. Sebuah buku harus ditampilkan dengan wajah yang baik.

Dalam resensi buku Kebangsaan di Mata Seorang Pancasilais  karya Yohanes Krisnawan, faktor pertama yaitu kepahaman penulis resensi terhadap tujuan pengarang aslinya sepertinya dijabarkan dengan baik di awal tulisan. Yohanes Krisnawan menceritakan ide awal pengarang aslinya yaitu Soediman Kartohadiprojo dalam menyelami makna pancasila. Yohanes Krisnawan bahkan menggambarkan dengan jelas bagaimana perubahan pandangan Soediman terhadap pancasila yang ia dapat dari Bung Karno bukanlah “Re-Think’ yang berarti tidak berpikir kembali dengan cara biasa, melainkan ‘Re-Think’ adalah ‘to think in another manner, in another way’, berpikir dengan cara lain.” (hlm 63)
Di sini terlihat bahwa Yohanes memahami bahwa tujuan dari pengarang aslinya yaitu untuk mengubah pemikiran masyarakat mengenai pancasila yang sesungguhya, yaitu pola piki ala pancasila, Persatuan dalam Perbedaan, dan Perbedaan dalam Persatuan. “Kalau bangsa Indonesia sungguh-sungguh menerima Pancasila sebagai filsafat dan jiwa bangsa, mau tidak mau harus melakukan Revolusi Total karena secara fundamental Pancasila berbeda dari pemikiran Barat. Revolusi Total hanya dapat diselesaikan jika mengubah sampai ke akar-akarnya, yaitu “cara berpikir barat” yang berpangkal pada “men are created free and equal” menjadi cara berpikir indonesia”... suatu Indonesich denken, yaitu cara berpikir ala pancasila yang berpangkal pada Persatuan dalam Perbedaan, Perbedaan dalam Kesatuan.” (hal 187-188).
Faktor kedua yaitu penulis harus menyadari sepenuhnya apa maksud membuat resensi itu. Resensi ini dimuat pada tanggal 15 Agustus 2010 atau 2 hari menjelang 17 Agustus. Dari situ kita bisa lihat bahwa Yohanes Krisnawan mencoba mengingatkan kita akan makna pancasila yang sebenarnya yaitu Bhineka Tunggal Ika sebagai isi jiwa bangsa Indonesia. Bahwasanya tiap rakyat Indonesia harus rukun dan damai hidup dalam keberagaman suku, adat, budaya, dan agama. Yohanes Krisnawan mencoba mengingatkan kita bahwa esensi “Berbeda-beda Tetapi Tetap Satu Jua” itu adalah identitas kita sebagai bangsa Indonesia.
Yohanes Krisnawan memulai latar belakang resensinya dengan mengemukakan sumber inspirasi Soediman, yaitu Bung Karno. Kemudian ia menjelaskan perubahan pandangan Soediman terhadap pancasila. Lalu dilanjutkan dengan perbandingan pemikiran Barat dengan Pancasila.  Latar belakang ini cukup memikat dan berbeda dari kebanyakan resensi.
Ia juga melengkapi resensinya dengan biografi Soediman Kartohadiprojo agar pembaca dapat mengenal siapakah beliau. Ternyata Yohanes Krisnawan masih memikirkan strategi penjualan buku ini dengan mencantumkan bahwa buku ini merupakan penerbitan ulang buku kumpulan tulisan Soediman yang diterbitkan tahun 1965 sehingga pembaca berasumsi bahwa buku ini pastilah laku keras.
Hubungan antar bagian kalimat tertata dengan rapi sehingga memudahkan pembaca. Bisa dikatakan resensi ini sudah lengkap dan detail. Bahasa yang digunakan cukup komunikatif meskipun banyak “dicampur” dengan bahasa inggris. Yohanes Krisnawan menerangakan keunggulan buku terlebih dahulu daripada kekurangannya sehingga membuat resensi ini terlihat rapi.



1 komentar:

Shayenda Hielza mengatakan...

Menurut saya tentang resensi yang berjudul "Kebangsaan di Mata Seorang Pancasilais" ini pada awal penulisan resensi atau pembukaan dilakukan dengan baik pada penulisannya, resensi ini diawali dengan menjelaskan uraian teori secara jelas dan leangkap.
Pertama tentang memperhatikan dua faktor dalam penulisan resensi dan yang kedua tentang sasaran-sasaran resensi tetapi stelah saya baca, hanya ada kedua faktor untuk resensi saja yang dijelaskan dan pada sasaran resensi hanya latar belakang saja yang dijelaskan. Padahal pada awal pembukaan sudah dijelaskan tentang kedua hal tersebut, tetapi hanya bagian pertama saja yang digunakan dan pada bagian kedua hanya latar belakang saja.
Ada kekurangan dari resensi yang dibuat oleh Siti Nurjanah yaitu pada pembahasan tentang penulis begitu lengkap dan pada bagian terakhir resensi tidak ada kesimpulan dari resensi ini dan ditutup hanya pembahasan hubungan antar kalimat saja.