Beranda

Rabu, 09 Februari 2011

Pemanfaatan Media Audiovisual dalam Ranah Pendidikan

oleh Nur’aini

  1. Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Karena dari pendidikan manusia berawal, dengan kata lain pendidikanlah yang memanusiakan manusia. Bila di negeri ini tidak ada pendidikan sama artinya tidak ada manusia yang utuh menjadi manusia.
Dari pendidikan manusia dapat mengerti dan memahami akan suatu ilmu karena dari pendidikan pula manusia akan mencari dan menemukan kebenaran (Aristotels)[1]. Sejak kecil atau bahkan masih di dalam kandungan manusia membutuhkan pendidikan. Menurut penelitian di negara Jepang, manusia dapat dikembangkan otaknya sejak masih di dalam kandungan. Oleh sebab itu, wanita yang sedang mengandung pun sudah melakukan dan memberikan pendidikan pada calon anak mereka. Begitu vitalnya pendidikan demi kelangsungan hidup manusia.
Pendidikan ada berbagai macam wujudnya, ada pendidikan formal dan informal. Pendidikan pun memiliki cara yang beraneka dalam menyampaikan ilmu, ada berbagai strategi atau metode. Dewasa ini pun bermunculan pendidikan yang variatif karena pendidikan diperkaya dengan alat dan media yang serba canggih. Agaknya kemajuan teknologi yang dialami oleh dunia pun mempengaruhi pendidikan. Tidak sedikit pendidikan yang memanfatkan media elektronik dalam proses belajar mengajar. Ada yang memanfaatkan media dari segi pendengarannya saja atau lebih akrab disebut audio, ada pula yang memanfaatkan untuk melatih dan menarik pandangan siswa disebut visual, dan adapula yang memanfaatkan keduanya yakni media audiovisual. Penulis mengerucutkan pembahasan pada artikel ini. Penulis tidak membahas semua media yang sebagaimana disebutkan di atas. Namun, penulis hanya membahas media yang merangsang pendengaran dan penglihatan yakni media audiovisual.

  1. Seberapa Pentingkah Media Audiovisual dalam Pendidikan?
Sebelum kita mengetahui seberapa pentingnya media audiovisual dalam pendidikan, penulis akan menyamakan persepsi terlebih dahulu terkait dengan apa itu media audiovisual dalam pendidikan. Pengertian dari media itu sendiri yakni, media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar[2]. Menurut KBBI, media dapat diartikan sebagai perantara, penghubung; alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk; yang terletak diantara dua pihak (orang, golongan, dan sebagainya) Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium[3]. Secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Pengertian umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.
Beberapa pakar atau ahli media menyatakan definisi media dengan berbagai batasan-batasan tertentu. Gagne mengartikan media sebagai berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar[4]. Sedangkan, Heinich, Molenda, dan Russel menyatakan bahwa : “A medium (plural media) is a channel of communication, example include film, television, diagram, printed materials, computers, and instructors. (Media adalah saluran komunikasi termasuk film, televisi, diagram, materi tercetak, komputer, dan instruktur)[5]. AECT (Assosiation of Education and Communication Technology, 1977), memberikan batasan media sebagai segala bentuk saluran yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. NEA (National Education Assosiation) memberikan batasan media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak, audio visual, serta peralatanya[6]. Namun, pada artikel ini tidak akan menjabarkan batasan yang dimaksud tersebut.
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa media merupakan segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk meyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan seseorang sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri manusia.
Setelah mengetahui apa itu media, sesuai dengan pembahasan kali ini kita pun harus mengetahui apa itu media pembelajaran. Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajiakan informasi belajar kepada siswa. Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru[7].
Dalam memahami konsep mengenai media pembelajaran penulis mengutip sebuah definisi menurut Brown, berikut kutipan tersebut :
“Brown mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad ke –20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet[8]. Sedangkan National Education Association mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah “sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras[9]”.”
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari beberapa pendapat tersebut bahwa media pendidikan adalah alat atau media yang digunakan oleh pendidik dalam membantu proses pembelajaran dan menyampaikan pesan atau informasi yang akan disampaikan oleh pendidik. Dengan kata lain media pembelajaran dapat dijadikan alat atau senjata bagi pendidik karena sifat dari media itu sediri dapat menarik perhatian dan memberikan rangsangan positif terhadap peserta didik.
Dari  definisi atau pengertian yang terkait dengan media dan media pembelajaran sudah menyatukan persepsi antara penulis dan pembaca. Sekarang mari kita bahas yang terkait dengan judul dari subjudul ini “Seberapa Pentingkah Media Audiovisual dalam Pendidikan?”.
Berangkat dari fenomena yang pernah penulis alami bahwa pada suatu ketika seorang dosen akan menyampaikan informasi yang terkait dengan perkuliahan. Dosen tersebut selalu menggunakan media audiovisual dalam proses pembelajaran dan beliau tidak akan mengajar bila ada satu alat yang tidak lengkap dan menghambat media yang digunakannya tidak dapat berfungsi. Pada satu waktu media yang dimilikinya yang berisikan materi pembelajaran yang tertulis, bergambar, dan juga bersuara benar-benar tidak dapat ditampilkan salah satu dari aspek tersebut yakni tidak adanya alat pengeras suara sehingga mahasiswa tidak dapat mendengar apa yang dibahas dalam media tersebut. Pada saat itu pula beliau seakan-akan terlihat kelemahannya dalam mengajar dan mahasiswa pun buyar konsentrasinya akibat pengendalian kelas yang tidak efektif.
Dari fenomena tersebut ada beberapa hal yang dapat kita ambil bahwa media pembelajaran memang membantu seorang pendidik dalam mencerdaskan peserta didiknya. Namun, hal yang sangat disayangkan ketika seorang pendidik sangat bergantung dengan media, sehingga ketika ada gangguan teknis ilmu yang seharusnya didapat oleh peserta didik akan nihil hasilnya. Dalam artian sebagai seorang pendidik, sebaiknya memiliki persiapan yang lebih matang dalam menyiapkan apa saja yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar tanpa harus mengandalkan satu media saja.
Jadi, jawaban dari pertanyaan bahwa “Seberapa Pentingkah Media Audiovisual dalam Pendidikan?” adalah media pembelajaran audiovisual memang penting dalam proses pembelajaran karena dapat membantu pendidik dalam mengondisikan siswa, memudahkan siswa dalam memahami ilmu, memusatkan konsentrasi siswa, merangsang siswa, dan mempermudah pendidik dalam menyampaikan informasi yang terkait dengan pembelajaran. Namun, media pembelajaran audiovisual pada khususnya bukanlah ujung tombak dalam proses pembelajaran, media tersebut hanyalah kebutuhan sekunder bukanlah dan tidak untuk dijadikan kebutuhan primer bagi pendidik dalam memyampaikan pesan dan informasi.

  1. Perkembangan Teknologi Mempengaruhi Pendidikan
Tidak dapat dipungkiri bahwa dewasa ini perkembangan jaman kian berkembang pesat. Salah satu fakta yaitu berkembangnya teknologi. Perkembangan teknologi seakan-akan menyulap dunia yang gelap menjadi terang. Dunia yang buta akan komunikasi kini dipermudah dengan segala kecanggihan teknologi. Kini tidak ada lagi kendala untuk berkomunikasi baik antar negara maupun antar benua. Begitu pula pada dunia pendidikan yang isinya pun komunikasi yang dibangun oleh pendidik dan peserta didik. Di dalam komunikasi tersebut pun kini sudah tidak lagi seperti metode komunikasi guru dengan siswa pada jaman dahulu. Dulu yang di mana guru hanyalah pendidik sentris, dalam arti guru merupakan sumber ilmu tanpa melibatkan siswa atau siswa hanyalah dijadikan pendengar dan penerima informasi saja. Berbeda dengan saat ini di mana siswa dan guru menjalin komunikasi dengan berbagai cara dan metode. Komunikasi yang dibangun oleh pendidik dan peserta didik di dalam proses belajar mengajar kini tidak lagi hanya menggunakan piranti seperti dulu, hanya papan tulis melainkan seiring dengan perkembangan teknologi saat ini pendidikkan pun turut terjamahkan.
Peserta didik kini, dalam menyampaikan informasi yang terkait dengan disiplin ilmu yang diampunya telah menggunakan berbagai media yang dapat menarik perhatian dan konsentrasi siswa. Hal tersebut tidak terlepas dari perkembangan teknologi. Berangkat dari fenomena yang ada bahwa kini di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi dalam proses belajar mengajarnya banyak yang menggunakan media canggih, sebagai contoh menggunakan media audiovisual. Jadi, pendidik memberikan materi atau bahan ajar semenarik mungkin yakni dengan cara membangkitkan kemampuan siswa dalam mendengar dan melihat setelah itu menyimpulkan dari apa yang mereka dengar dan lihat. Fenomena tersebut menandakan bahwa perkembangan teknologi mempengaruhi dunia pendidikan. Faktanya, pendidik dan peserta didik ikut terlibat di dalam perkembangan teknologi dengan cara menggunakan berbagai macam media yang berteknologi tinggi salah satunya yaitu media audiovisual yang mampu membangkitkan berbagai kemampuan yang dimiliki siswa.   
Media yang digunakan sebagai alat pembelajaran kini dapat dikatakan hi tech atau teknologi tinggi tidaklah selalu berdampak positif terhadap pendidikan. Dampak perkembangan teknologi yang mempengaruhi dunia pendidikan ini bersifat dikotomi, ada dampak negatif dan ada pula dampak yang positif. Adapun dampak positif yang diberikan oleh teknologi pada dunia pendidikan yakni perkembangan teknologi dalam hal ini perkembangan media pembelajaran yang lebih spesifiknya lagi yakni media audiovisual dapat membantu peserta didik dalam memahami sebuah materi atau ilmu. Peserta didik akan lebih berkonsentrasi dan berimplikasi pada pemahaman peserta didik itu sendiri karena alat pendengaran dan penglihatan digunakansecara bersamaan sehingga membutuhkan konsentrasi yang besar. Begitu pula pada pendidik, akan lebih mudah menyampaikan materi atau bahan ajar kepada murid, lebih mudah mengondisikan kelas dengan cara menarik perhatian murid. Selain hal tersebut, waktu yang dibutuhkan saat memberikan bahan ajar pun akan lebih efisien dan dapat menjadikan pendidik yang inovatif dan kreatif karena dapat berkreasi dengan media tersebut. Lalu, dampak negatif dari media dalam hal ini media audiovisual itu sendiri adalah menjadikan siswa malas untuk bekerja keras berkonsentrasi karena otak yang digunakan dipermudah dengan adanya media tersebut untuk berkonsentrasi. Bagi pendidik yaitu dapat menjadikan pendidik mengandalkan media tersebut sehingga ketika alat tersebut tidak dapt digunakan proses belajar mengajar akan terabaikan atau tidak terkondisikan dengan baik.


  1. Adakah Manfaat dari Media Audiovisual di Ranah Pendidikan?
Tuhan menciptakan segala sesuatu tentu memiliki tujuan dan tujuan tersebut dapat memberikan manfaat bagi hamba-Nya. Begitu pun manusia yang memiliki kelebihan baik dari segi intelegensi maupun religi. Mereka para pembuat media dalam hal ini media audiovisual pun tentu memiliki tujuan dan tujuan tersebut dapat dimanfaatkan oleh halayak. Berikut akan dijelaskan adakah manfaat dari media audiovisual di dalam dunia pendidikan. Penulis mengutip pendapat para pakar, sebgai berikut :
“Rahardjo (1991) menguraikan dengan berangkat dari teori belajar diketahui bahwa hakekat belajar adalah interaksi antara peserta didik yang belajar dengan sumber-sumber belajar di sekitarnya yang memungkinkan terjadinya perubahan perilaku belajar dari tidak tahu menjadi tahu, tidak bisa menjadi bisa, tidak jelas menjadi jelas, dsb. Sumber belajar tersebut dapat berupa pesan, bahan, alat, orang, teknik dan lingkungan. Proses belajar tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor internal seperti sikap, pandangan hidup, perasaan senang dan tidak senang, kebiasaan dan pengalaman pada diri peserta didik. Bila peserta didik apatis, tidak senang, atau menganggap buang waktu maka sulit untuk mengalami proses belajar. Faktor eksternal merupakan rangsangan dari luar diri peserta didik melalui indera yang dimilikinya, terutama pendengaran dan penglihatan. Media pembelajaran sebagai faktor eksternal dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi belajar karena mempunyai potensi atau kemampuan untuk merangsang terjadinya proses belajar. Contohnya, (a) menghadirkan obyek langka: koleksi mata uang kuno, (b) konsep yang abstrak menjadi konkrit: pasar, bursa, (c) mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah dan jarak: siaran radio atau televisi pendidikan, (d) menyajikan ulangan informasi secara benar dan taat asas tanpa pernah jemu: buku teks, modul, program video atau film pendidikan,. (e) memberikan suasana belajar yang santai, menarik, dan mengurangi formalitas.
Edgar Dale dalam Rahardjo (1991) menggambarkan pentingya visualisasi dan verbalistis dalam pengalaman belajar yang disebut “Kerucut pengalaman Edgar Dale” dikemukakan bahwa ada suatu kontinuum dari konkrit ke abstrak antara pengalaman langsung, visual dan verbal dalam menanamkan suatu konsep atau pengertian. Semakin konkrit pengalaman yang diberikan akan lebih menjamin terjadinya proses belajar. Namun, agar terjadi efisiensi belajar maka diusahakan agar pengalaman belajar yang diberikan semakin abstrak (“go as low on the scale as you need to ensure learning, but go as high as you can for the most efficient learning”).
Raharjo (1991) menyatakan bahwa visualisasi mempermudah orang untuk memahami suatu pengertian. Sebuah pemeo mengatakan bahwa sebuah gambar “berbicara“ seribu kali dari yang dibicarakan melalui kata-kata (a picture is worth a thousand words). Hal ini tidaklah berlebihan karena sebuah durian “monthong” atau gambarnya akan lebih menjelaskan barangnya (atau pengertiannya) daripada definisi atau penjelasan dengan seribu kata kepada orang yang belum pernah mengenalnya. Salah satu dari sarana visual yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan belajar mengajar tersebut adalah OHT atau “overhead transparency.“ Sarana visual seperti OHT ini bila digarap dengan baik dan benar. Di samping dapat mempermudah pemahaman konsep dan daya serap belajar siswa, juga membantu pengajar untuk menyajikan materi secara terarah, bersistem dan menarik sehingga tujuan belajar dapat tercapai. Inilah manfaat yang harus dioptimalkan dalam pembuatan rancangan media seperti OHT ini.”[10]

Dari berbagai pendapat yang sudah dijabarkan di atas dapat kita simpulkan bahwa media audio dan visual memiliki manfaat di ranah pendidikan. Manfaat media tersebut yakni dapat mempengaruhi faktor internal dan eksternal yang dialami oleh peserta didik. Media tersebut pun dikatakan bermanfaat karena memiliki dampak positif terhadap dunia pendidikan karena menjadikan siswa lebih berkonsentrasi danmudah untuk memahami apa yang disampaikan oleh peserta didik. Media audiovisual pun membantu pendidik untuk mengonkritkan sesuatu yang abstrak, sebagi contoh : guru bahasa Indonesia sedang mengajarkan siswa untuk membuat puisi mengenai hutan yang penuh akan suara burung yang merdu. Dari contoh tersebut, dengan adanya media audiovisual siswa akan terangsang imajinasinya dan kreatifitasnya untuk membuat sebuah karya yaitu puisi.


Daftar Pustaka

Effendy, Onong Uchjana. 2008. Dinamika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
www.google.com
Kamus Besar Bahasa Indonesia
http://www.ahmadsudrajat.wordpress.com/media-pembelajaran-1/html


[1] Onong Uchjana Effendy. Dinamika Komunikasi
[2] www.google.com
[3] KBBI
[4] http://www.blogger.com/feeds/2754832685471863545/posts/default
[6] http://www.ahmadsudrajat.wordpress.com/media-pembelajaran-1/html
[9] Ibid.
[10] www.google.com

Tidak ada komentar: