Mencapai Pendidikan yang Optimal dengan
Pembelajaran yang Manusiawi
Oleh: Yuni Chaerunnufus
Judul buku : Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif
Penulis : Mel Silbermen
Penerbit : Pustaka Insan Madani
Cetakan : 6, Juli 2009
Tebal : 292 halaman
ISBN : 978-979-026-044-3
Seiring dengan perkembangan llmu pengetahuan dan teknologi, pembaharuan atau inovasi-inovasi baru muncul dalam dunia pendidikan sebagai suatu upaya atau langkah yang mengikuti dinamika sosial budaya yang terjadi pada masyarakat akibat perkembangan tersebut. Inovasi pendidikan, kurikulum dan pembelajaran lahir sebagai suatu pembaharuan yang memperbaiki atau menyempurnakan dari pada suatu model atau konsep sebelumnya.
Buku Active Learning 101 Strategi Pembelajaran karya Mel Silberman menarik, karena seiring perkembangan dinamika sosial budaya, dunia pendidikan abad 21 kelihatannya lebih berorientasi pada pengembangan potensi manusia, bukan lagi memusatkan perpaduan kemampuan teknikal mengajar dalam melakukan eksplorasi dan ekploitasi siswa.
Doktor Mel Silbermen adalah profesor di bidang kajian psikologi dalam Pendidikan pada Universitas Temple, tempat ia mengambil spesialisasi psikologi instruksional. Reputasi internasionalnya dalam bidang kegiatan belajar aktif sudah banyak tertuang dalam buku-buku pembelajaran, tidak kurang dari sepuluh buku sudah beredar dan dterjemahkan ke dalam beberapa bahasa. Buku-buku yang telah diterbitkan antara lain, The Experience of schooling (Holt, Reihart dan Winston, 1969), The Psichology of Open Teaching and Learning (Little, Brown, 1972), dan Real Learning (Little, Brown, 1976). Dengan latar belakang di bidang psikologi pendidikan dari Universitas Chicago dan buku-buku pembelajaran yang telah dihasilkan oleh Mel Sibermen membuktikan begitu besarnya kepedulian beliau pada dunia pendidikan.
Buku ini menyajikan empat pokok bahasan utama, yaitu konsep belajar aktif, cara mengaktifkan siswa sejak dini, bantuan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap secara aktif serta kiat belajar tetap ingat. Sesuai dengan judulnya, secara keseluruhan buku ini menyajikan 101 strategi mengajar, yang disajikan dalam bentuk petunjuk, kiat, cara, pedoman maupun prosedur belajar yang akan membentuk sikap aktif dari siswa.
Buku ini menarik karena menyajikan materi praktis untuk membantu guru mengembangkan strategi pengajaran yang lebih mengarah pada pengembangan potensi manusia. Melalui berbagai strategi yang ditawarkan bisa dioptimalkan berbagai potensi yang dimiliki oleh siswa . Asumsinya adalah bahwa manusia jika mampu menggunakan potensi nalarnya dan emosinya secara optimal akan mampu membuat prestasi yang tidak bisa diduga sebelumnya. Dengan metode yang tepat seseorang bisa meraih prestasi belajar secara optimal. Hal ini tentu saja merupakan peluang dan tantangan yang menggembirakan bagi kalangan yang terlibat daiam dunia pendidikan. Secara sederhana bahasan dalam buku ini meliputi 3 hal, yaitu : apa yang dimaksud dengan konsep belajar aktif, bagaimana cara mengaktifkan siswa saat belajar, Komponen apa yang harus dikondisikan agar belajar menjadi efektif, atau tidak mudah lupa.
Dalam kondisi pendidikan seperti saat ini, khususnya untuk menyikapi kritikan terhadap kualitas pendidikan dan pembelajaran maka munculnya buku ini merupakan suatu ide, tawaran atau alternatif pengajaran yang memberi penyegaran bagi guru dan siswa dari kejenuhan metode yang digunakan dalam kesehariannya. Buku ini menyajikan berbagai strategi baru atau strategi lama yang mengalami modifikasi dengan penyajian yang lebih modern, kreatif dan inovatif.
Sesuai dengan judulnya, dalam buku ini secara berurutan disajikan 101 strategi mengajar atau belajar aktif dengan cara-cara yang mendorong siswa maupun guru untuk dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar lebih berkualitas dan terfokus karena disajikan dalam sebuah rancangan pembelajaran yang jelas dan sasaran yang lebih spesifik. Materi disajikan dalam beberapa langkah sistematis,dimulai dengan memberi gambaran tentang konsep belajar aktif sejak dini, pengkondisian terhadap siswa sehingga dapat belajar aktif sejak dini, pengkondisian siswa untuk mampu secara aktif memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap dan strategi agar materi belajar dapat dipahami secara konsisten dan tidak mudah lupa. Dengan penyajiannya tersebut dapat dipahami bahwa penulis buku ini berusaha menginformasikan bahwa pembelajaran yang sukses tidak dapat disajikan seadanya.
Pembelajaran harus dipahami dengan benar oleh kedua pihak, disajikan secara konsisten, tidak terlepas-lepas dengan perencanaan yang matang. Sebagai sebuah ide, tawaran strategi pembelajaran yang disajikan Silberman merupakan sesuatu yang cukup menarik bagi proses pembelajaran di sekolah-sekolah Indonesia yang cenderung menggunakan cara konvensional. Untuk pelaksanaannya diperlukan beberapa syarat yang harus dipersiapkan dengan benar dan konsisten karena walaupun tampak sangat sederhana diperlukan pemahaman yang benar, sistem yang menunjang juga fasilitas yang memadai.
Jika dibandingkan dengan buku pembelajaran lainnya seperti buku Cooperative Learning karangan Isjoni terbitan Alfabeta, atau buku-buku lainnya yang sejenis, buku Active Learning karangan Mel Silberman mempunyai beberapa kelebihan antara lain, buku ini mempunyai strategi-strategi pembelajaran yang lebih rinci dan lebih lengkap karena disajikan secara sistematis dari proses mengawali pembelajaran sampai mengakhiri pembelajaran. Buku ini juga mempunyai strategi yang cukup bervariasi.
Akan tetapi, buku yang beredar stelah proses penerjemahan ini mempunyai beberapa kekurangan, antara lain bahasa yang digunakan oleh penerjemah kurang sempurna sehingga pembaca agak kesulitan dalam memahami redaksi kalimatnya.
Strategi-strategi yang disajikan Silberman ini pada dasarnya merupakan suatu alat yang perlu dipertimbangkan oleh guru sehingga sasaran pendidikan menjadi lebih mudah dicapai. Walaupun demikian perlu dicermati bahwa tidak seluruh ide yang ditawarkan, terutama oleh para penulis luar negeri diadopsi serta merta karena bagaimanapun yang terbaik adalah strategi yang dikembangkan atas pertimbangan yang mengacu pada konteks atau kondisi dimana pembelajaran itu diselenggarakan. Apa yang dicontohkan di sekolah luar negeri belum tentu tepat untuk budaya dan sistem dalam negeri.
Kesimpulan yang perlu dipahami dari apa yang disajikan oleh penulis adalah bahwa pelaku utama suatu proses pembelajaran adalah siswa dan siswa bagaimana yang akan berhasil adalah siswa yang bisa belajar secara aktif, yaitu siswa yang mampu terlibat secara penuh dalam kegiatan belajar karena dengan proses pembelajaran aktif dapat mewujudkan pembelajaran yang manusiawi untuk mencapai pendidikan yang optimal.
4 komentar:
Resensi yang ditulis oleh Yuni Chaerunnufus pada dasarnya sudah menarik pembaca untuk membaca resensi ini. Sudah ada latar belakang yang cukup jelas di dalam pendahuluan. Pemaparan perihal penulis buku Active Learning pun sudah dijabarkan di dalam tulisan resensi ini, yang tentunya bermanfaat untuk pembaca agar pembaca mengetahui siapa yang menulis buku ini. Dalam sebuah resensi perlunya ada perbandingan dengan buku yang senada atau bertema sama, penulis resensi pun mengaitkannya sehingga menambah referensi pembaca ketika membaca resensi ini.
Namun ada beberapa yang harus diperhatikan dalam menulis sebuah resensi yang akan Anda tulis. Jika terdapat kutipan atau memasukan tulisan yang berasal dari referensi lain, cantumkan dari mana asal sumber kutipan itu,hal ini harus dilakukan agar tulisan Anda memiliki kualitas sebagai produk yang terlahir dari pemikiran Anda. Kutipan yang Anda masukan dalam resensi Anda terdapat di paragraf keempat,lima dan enam.
Deskripsi buku yang Anda tulis pada paragraf keenam merupakan deskripsi yang diutarakan oleh penulis buku Active Learning. Oleh karena itu akan jauh lebih bijaksananya apabila dicantumkan dalam daftar pustaka apabila mencantumkan tulisan yang berasal dari referensi lain.
Agar sebuah tulisan lebih menarik lagi untuk dibaca, perhatikan tehnik penulisan. Penulis kurang memperhatikan diksi, ejaan, dan struktur kalimat dalam penulisan resensi ini.
Selain itu kurang efektif dan efisien dalam penulisan sebuah kalimat, dapat terlihat pada paragraf terakhir dibagian kesimpulan “… pembelajaran adalah siswa dan siswa bagaimana,yang akan berhasil adalah siswa yang bisa belajar secara aktif, yaitu siswa yang mampu terlibat secara penuh dalam proses kegiatan belajar karena dengan proses pembelajaran aktif dapat mewujudkan pembelajaran yang manusiawi … “
Semangat untuk terus berproses kawan..
Sekian Terima kasih..
Buku Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif karya Mel Silbermen yang diterbitkan oleh Pustaka Insan Madani yang di resensi oleh Yuni Chaerunnufus cukup menarik pembaca resensi tersebut untuk membaca buku yang diresensi secara langsung serta sudah memenuhi prinsip-prinsip menulis resensi yang diungkapkan oleh Gorys Keraf akan tetapi dalam identitas buku tidak disertakan harga buku sehingga pembaca resensi tidak mengetahui harga buku tersebut, selain itu penulis tidak mengungkapkan keterkaitan antara judul yang dikemukaan dengan isi resensinya, peresensi hanya mengungkapkan tentang isi buku, kelebihan-kelebihan serta kekurangan buku itu saja serta latar belakang buku tersebut tanpa mengungkapkan saling keterkaitan antara judul yang dibuat dengan isi resensi sehingga membaca tidak mengerti maksud dari judul yang peresensi buat.
bahasa yang dipakai oleh cukup menarik akan tetapi penggunaannya kurang efektif karena peresensi banyak menggunakan kata yang berulang-ulang seperti pada bagian akhir resensi, siswa dan siswa bagaimana yang akan berhasil adalah siswa yang bisa belajar secara aktif.
Pada dasarnya isi resensi ini cukup baik. Akan tetapi, ada beberapa hal yang menurut saya kurang baik. Pada paragraf kedua, tiba-tiba penulis “memvonis” bahwa buku tersebut menarik. Padahal pada paragraf pertama peresensi belum mengungkapkan isi buku secara jelas. Seharusnya, pembaca resensi digiring pertama kali pada “apa yang ada di dalam buku itu, apa yang sebenarnya yang ingin disampaikan penulis”. Dalam arti kata lain, seharusnya resensi itu diawali dengan mengungkapkan tema yang ada dalam buku. Baru kemudian diarahkan pada sisi menarik atau tidaknya. Selain itu, alasan kemenarikan pada paragraf tersebut juga kurang relevan karena antarklausanya tidak menunjukkan adanya hubungan kausalitas
Ide-ide yang ingin disampaikan kurang terstruktur dengan baik. Contohnya, beberapa paragraf yang sebenarnya memiliki kesamaan gagasan pokok diulas kembali sehingga terjadi pengulangan pembahasan, misalnya paragraf keempat, kelima, dan ketujuh, yang seharusnya dapat lebih disederhanakan.
Jika ingin membandingkan karya yang diresensikan dengan karya yang lain, ada baiknya mengupas sedikit karya yang lain itu agar pembaca betul-betul diyakinkan bahwa karya yang diresensikan itu sungguh berbeda dari yang lain (ada alasan yang kuat untuk diterima).
Resensi ini akan lebih menarik lagi jika diperkaya dengan sasaran yang lain, misalnya masalah teknik (perwajahan, kesalahan pencetakan, dll). Selain itu, dalam identitas bukunya bisa ditambahkan siapa penerjemahnya.
Dari segi bahasa ada beberapa yang menjadi catatan. Ada ketidakjelasan bagian-bagian perincian yang disebabkan kesalahan penggunaan tanda baca, misalnya …empat pokok bahasan utama, yaitu konsep belajar aktif, cara mengaktifkan siswa sejak dini, bantuan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap secara aktif serta kiat belajar tetap ingat (paragraf keempat) dan …3 hal, yaitu : apa yang dimaksud dengan konsep belajar aktif, bagaimana cara mengaktifkan siswa saat belajar, Komponen apa yang harus dikondisikan agar belajar menjadi efektif, atau tidak mudah lupa (paragraf kelima). Selain itu, terdapat juga kesalahan EYD dan penggunaan kata. Contoh kesalahan EYD, Inovasi pendidikan, kurikulum dan pembelajaran seharusnya terdapat tanda koma sebelum dan. Contoh kesalahan penggunaan kata, kata dari pada (paragraf 1) seharusnya tidak perlu digunakan.
Setelah memberikan pertimbangan, peresensi tidak menyimpulkan secara jelas apakah buku tersebut layak dibaca/diterima ataukah tidak.
Terakhir, judul resensi dengan judul buku yang diresensi kurang relevan. Hal ini disebabkan oleh penggunaan kata manusiawi.
Ini hanya buah pemikiran saya, mohon maaf jika ada yang kurang berkenan. Selamat atas karya Anda ini.
Ibid dengan komentar Fanny, dari segi resensi, unsur-unsurnya sudah tertulis dengan jelas, baik dari segi ulasan, kelebihan, dan kekurangan buku tersebut. Namun, seorang peresensi yang baik memang harus memperhatikan penggunaan kalimat yang efektif serta penggunaan EYD yang juga tepat. Masih banyak kekurangan hal seperti itu di dalam resensi ini. Contohnya terdapat di dalam kalimat akhir paragraf pertama, yaitu penggunaan kata "dari pada" akan lebih tepat jika tidak digunakan. kemudian di dalam paragraf keempat kalimat pertama. Tanda koma seharusnya digunakan sebelum kata "dan". Begitu pula dengan paragraf kelima kalimat kelima. Tanda titik dua tidak perlu digunakan setelah kata "yaitu". Hal-hal seperti inilah yang harus dicermati secara teliti oleh seorang pengguna bahasa Indonesia yang baik. Sekian dan terima kasih. (Irfan)
Posting Komentar